Konvoi Truk Bantuan Kemanusiaan Kini Menuju Gaza Lewat Mesir

Konvoi ketiga yang terdiri dari 20 truk bantuan memasuki perbatasan Rafah dari Mesir ke Jalur Gaza yang sempat diblokade.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Okt 2023, 15:02 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 15:02 WIB
Bantuan ke Jalur Gaza Mulai Masuk Lewat Rafah Mesir
Orang-orang di perbatasan Rafah sisi Mesir bersorak saat konvoi truk yang membawa bantuan kemanusiaan melintasi Jalur Gaza, Sabtu (21/10/2023). (Mohammed Assad / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Konvoi ketiga yang terdiri dari 20 truk bantuan memasuki perbatasan Rafah dari Mesir ke Jalur Gaza yang diblokade pada Senin, menurut juru bicara Palestina di terminal.

“Dua puluh truk yang membawa bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah,” kata juru bicara Palestina di terminal Gaza, Wael Abu Mohsen, kepada Anadolu.

Sementara kantor berita Mesir MENA mengonfirmasi bahwa konvoi ketiga truk bantuan memasuki terminal Gaza. MENA melaporkan truk-truk tersebut memuat bahan makanan, air, obat-obatan, dan pasokan medis lainnya.

“Sepuluh truk bantuan lainnya sedang dipersiapkan,” kata MENA.

Sebelumnya, dua konvoi yang terdiri dari 34 truk bantuan telah memasuki Gaza dari Mesir dalam dua hari terakhir.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Jalur Gaza membutuhkan sekitar 100 truk bantuan setiap hari untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di daerah kantong itu, dikutip dari antara news, Selasa (24/10/2023).

Israel melancarkan serangan bom tanpa henti di Jalur Gaza sebagai balasan dari serangan lintas batas yang diluncurkan kelompok Hamas Palestina ke kota-kota perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023.

Pertempuran itu menyebabkan 2,3 juta penduduk di Gaza menghadapi blokade serta menipisnya makanan, bahan bakar, dan pasokan medis.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk meringankan “penderitaan besar umat manusia.”

Hampir 6.500 korban tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 5.087 warga Palestina dan lebih dari 1.400 warga Israel.


Konflik Israel-Palestina Kian Panas, PBB: Dunia Kehilangan Rasa Kemanusiaan

Kondisi Jalur Gaza Palestina
Warga memeriksa kerusakan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina, Senin (23/10/2023). (AP Photo/Abed Khaled)

Timur Tengah berada di "tepi jurang" akibat perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, demikian diungkapkan oleh Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini. 

Lebih lanjut, Lazzarini juga mengatakan bahwa kekerasan yang saat ini terjadi bisa meluas ke seluruh wilayah dan mengingatkan betapa mengerikannya situasi warga sipil di Gaza.

Bahkan, ia khawatir bahwa dunia tengah kehilangan rasa kemanusiaannya. 

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Lazzarini menyerukan untuk membangun koridor bantuan kemanusiaan dan menekankan bahwa bantuan untuk masyarakat Gaza tidak boleh terputus. 

Berbicara di Yerusalem, kepala UNRWA itu juga mengutuk serangan Hamas terhadap Israel, dan menyebutnya sebagai "pembantaian yang mengerikan dan biadab" yang telah menciptakan "trauma nasional dan kolektif di Israel".

"Tetapi kejadian ini tetap tidak membenarkan perang dilakukan tanpa ada pengekangan," ujarnya, seperti dikutip BBC, Jumat (20/10/2023).  

"Dan saya tidak percaya bahwa membunuh lebih banyak warga sipil adalah demi kepentingan keamanan dan perdamaian masa depan di wilayah ini."

Ketika ditanya apakah Israel menghormati hukum kemanusiaan internasional, Lazzarini mengatakan, "Dengar, kita sekarang berada dalam situasi di mana terjadi pengepungan total di Jalur Gaza."

"Kita berada dalam situasi di mana lebih dari satu juta orang diminta untuk mengungsi. Jadi ini merupakan hukuman kolektif, dan hukuman kolektif merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional."

"Kami menyerukan kepada Israel dan siapa pun yang terlibat dalam konflik ini untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional. Tidak ada pengecualian bagi siapa pun," tegasnya lagi. 


Setengah Warga Gaza Terpaksa Mengungsi

Kondisi Jalur Gaza Palestina
Lingkungan yang rusak akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina, Senin (23/10/2023). (AP Photo/Abed Khaled)

Bicara soal krisis kemanusiaan yang semakin meningkat di Gaza, Lazzarini mengatakan dari sebanyak 2,2 juta warga Palestina, setengah dari mereka terpaksa mengungsi. Ia menggambarkan bahwa setiap warga di Gaza mengalami kekurangan dalam segala hal.

"Tidak ada air. Anda punya empat toilet untuk 4.000 orang. Mereka tinggal di lantai," katanya. 

"Jika tidak ada lagi air di Jalur Gaza, keadaan akan semakin memburuk. Dan bencana yang sudah terjadi di depan mata kita, akan menjadi lebih buruk lagi," sambung Lazzarini.

PBB sebelumnya telah memperingatkan akan adanya "bencana kemanusiaan" kecuali bantuan bisa masuk ke Gaza.

Lazzarini mengatakan bahwa sebelum serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, sekitar 500 truk setiap hari akan membawa bantuan, bahan bakar dan barang-barang lainnya ke Jalur Gaza.

Namun saat ini, katanya, tidak jelas berapa banyak bantuan yang perlu mereka kirim atau berapa jumlah bantuan yang boleh mereka terima – namun diperkirakan badan tersebut akan membutuhkan "setidaknya 100 truk (berisi bantuan) sehari" untuk warga Gaza.

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya