Liputan6.com, Belmopan - Belize akan menangguhkan hubungan diplomatik dengan Israel menyusul penolakan Tel Aviv untuk menerapkan gencatan senjata di Gaza.
Langkah ini menambah daftar negara-negara Barat yang menyuarakan kemarahan atas perilaku Israel.
"Pemerintah Belize telah berulang kali mengutuk tindakan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Gaza. Kami telah meminta Israel untuk segera menerapkan gencatan senjata dan mengizinkan akses tanpa hambatan terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza," sebut pernyataan pemerintah Belize pada Selasa (14/11/2023), seperti dilansir CNN.
Advertisement
"Meskipun ada permintaan tersebut, Israel belum menghentikan pelanggarannya terhadap hukum kemanusiaan internasional atau mengizinkan pekerja bantuan meringankan penderitaan jutaan warga Gaza. Belize kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, akses tanpa hambatan terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza, dan pembebasan semua sandera."
Belize telah mencabut akreditasi duta besar Israel di Belmopan dan menangguhkan kegiatan diplomatiknya di Tel Aviv.
Lebih dari 11.000 Warga Palestina Tewas
Belize menyusul beberapa negara tetangganya, termasuk Kolombia, Chile, dan Bolivia, yang telah memutuskan hubungan diplomatik atau memanggil kembali duta besarnya untuk Israel.
Sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika, termasuk Turki, Yordania, Chad, dan Afrika Selatan, juga telah menarik duta besarnya dalam beberapa pekan terakhir.
Perang Hamas Vs Israel terbaru dimulai sejak 7 Oktober 2023, yang diawali serangan Hamas ke Israel selatan. Setidaknya 1.200 orang di Israel dilaporkan tewas dan lebih dari 200 lainnya disandera dalam serangan tersebut.
Sejak itu, Israel melancarkan serangan tanpa ampun yang menargetkan warga sipil. Otoritas kesehatan Gaza dalam laporan terakhirnya menyebutkan bahwa lebih dari 11.000 warga Palestina di Gaza termasuk lebih dari 4.000 anak-anak tewas.
Kebrutalan Israel, yang oleh sejumlah pihak disebut hukuman kolektif, masih terjadi hingga detik ini.
Advertisement
Israel Bermain dengan Waktu Saat Gaza Sekarat
Tekanan internasional terhadap Israel pimpinan Benjamin Netanyahu meningkat dalam beberapa hari terakhir di tengah kondisi menyedihkan di rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang kekurangan bahan bakar, makanan, dan air.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza atas nama kemanusiaan.
Namun, Netanyahu telah menegaskan bahwa Israel mengesampingkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera oleh Hamas.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan pada Senin (13/11) bahwa negaranya hanya memiliki waktu dua sampai tiga minggu sampai tekanan internasional yang menuntut gencatan senjata di Gaza dimulai. Cohen mengakui bahwa beberapa negara secara pribadi telah mendesak Israel untuk itu.