Cerita WN Thailand Sandera Hamas di Gaza, Diperlakukan dan Diberi Makan dengan Baik

Adapun Hamas dikabarkan membebaskan 13 warga Israel dan empat warga asing --total 17 sandera. Keempatnya disebut warga negara Thailand.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 26 Nov 2023, 14:53 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2023, 14:53 WIB
Warga negara Thailand, sandera yang dibebaskan oleh Hamas. (AFP)
Warga negara Thailand, sandera yang dibebaskan oleh Hamas. (AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Dalam gencatan senjata di Gaza, Israel dan Hamas melakukan pertukaran pembebasan sandera dan tahanan.

Adapun Hamas dikabarkan membebaskan 13 warga Israel dan empat warga asing --total 17 sandera. Keempatnya disebut warga negara Thailand. Mereka telah dipindahkan ke Israel, dibawa ke rumah sakit untuk observasi dan dipertemukan kembali dengan keluarganya.

Roongarun Wichanguen, saudara perempuan Vetoon Phoome, sandera Thailand berusia 33 tahun, mengatakan dia mendapat kabar bahwa saudara laki-lakinya akan pulang Sabtu 25 November 2023 pagi.

"Saya sangat senang karena harapan saya sangat redup, namun tiba-tiba ada harapan," ujarnya kepada AFP yang dikutip Minggu (26/11/2023).

Dia melihat foto Vetoon, yang pindah dari provinsi timur laut Nong Bua Lam Phu ke Israel lima tahun lalu untuk bekerja di pertanian kentang, dan merasa tidak percaya. "Saya memperbesar dan menemukan saudara laki-laki saya di dalamnya," katanya.

"Saya sempat video call dengan kakak saya dan wajahnya tampak bahagia," imbuhnya.

"Dia mengatakan bahwa dia tidak disiksa, atau diserang, dan telah diberi makanan yang baik. Dia dirawat dengan sangat baik," tutur Roongarun Wichanguen menceritakan apa yang dialami saudaranya saat menjadi sandera Hamas.

Sementara itu, Kittiya Thuengsaeng mengira pacarnya yang berusia 28 tahun termasuk di antara hampir 40 warga Thailand yang tewas dalam serangan mematikan Hamas ke Israel bulan Oktober lalu.

Namun pada Jumat 24 November malam, para pejabat Thailand mengejutkannya dengan kabar baik yang tampaknya mustahil.

"Saya tidak dapat mempercayai mata saya," kata Kittiya Thuengsaeng kepada AFP, menggambarkan saat dia melihat foto Wichai Kalapat setelah dia dibebaskan dari penahanan selama berminggu-minggu.

"Saya ngobrol dengannya di pagi hari. Dia masih tersenyum. Dia bilang sudah aman," ucap Kittiya Thuengsaeng.

Wichai, seorang buruh tani buah delima dari provinsi timur Roi Et, telah bekerja selama 10 bulan di dekat perbatasan Gaza, berusaha mendapatkan penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarganya.

"Rencana kami adalah menikah tahun depan," kata Kittiya.

Seorang pejabat Thailand mengkonfirmasi kepada AFP bahwa Vetoon dan Wichai termasuk di antara mereka yang dibebaskan.

 

 

 

Gencatan Senjata Sejak 24 Oktober 2023, Hamas Sudah Bebaskan 24 Sandera ke Israel

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Pada Jumat 24 November 2023, gencatan senjata dimulai setelah negosiasi selama berminggu-minggu yang ditengahi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat.

Berdasarkan perjanjian tersebut, jeda empat hari dalam pertempuran akan menyebabkan setidaknya 50 sandera dibebaskan dari Gaza dengan imbalan 150 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Hamas membebaskan total 24 sandera pada hari Jumat, menurut Israel dan mediator utama Qatar.

Mereka termasuk 13 warga Israel – semuanya perempuan dan anak-anak, beberapa di antaranya berkewarganegaraan ganda – 10 warga Thailand dan satu warga Filipina.

Pembebasan mereka menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri Thailand ke Qatar pada akhir Oktober untuk mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Iran mengenai tawanan asal Thailand tersebut.

Sekitar 30.000 warga Thailand bekerja di Israel, sebagian besar di sektor pertanian, pada saat serangan terjadi, menurut kementerian tenaga kerja Thailand.

 

20 WN Thailand Masih Disandera

Ilustrasi Thailand
Ilustrasi Thailand (unsplash.com/Lawrence Makoona)

Kementerian luar negeri Thailand mengatakan pada hari Sabtu bahwa 10 sandera Thailand telah dibebaskan oleh Hamas dan akan dikembalikan ke kerajaan itu "sesegera mungkin", setelah menjalani pemeriksaan kesehatan di Israel.

20 warga Thailand masih termasuk di antara sekitar 215 sandera yang masih ditahan oleh militan Palestina setelah gelombang serangan lintas batas ke Israel pada tanggal 7 Oktober.

Dalam serangan terburuk dalam sejarah Israel, 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas, menurut pihak berwenang Israel.

Israel membalas dengan serangan udara, artileri, dan angkatan laut besar-besaran di samping serangan darat ke Gaza, yang dikuasai oleh Hamas.

Menurut pemerintah yang dikuasai Hamas, perang tersebut telah menewaskan sekitar 15.000 orang, ribuan di antaranya adalah anak-anak.

 

 

Seruan Pembebasan Sandera Thailand Lainnya

Ilustrasi Sedih
Ilustrasi sedih (dok. Pixabay.com/sasint)

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membagikan gambar warga Thailand yang dibebaskan di platform media sosial X dan menulis bahwa dia "sangat bahagia", tetapi menyerukan agar tawanan yang tersisa dibebaskan.

Sementara itu, di Kota Si Sa Ket di timur laut Thailand, Kanyarat Suriyasri masih berharap mendengar kabar baik tentang suaminya Owat Suriyasri, yang diyakini ditahan oleh Hamas.

"Tidak ada yang tahu bagaimana keadaannya,” katanya kepada AFP, sambil mengatakan bahwa dia belum mendapat kabar terbaru dari kedutaan Thailand.

"Semakin lama dia pergi, semakin parah rasa sakitnya," kata Kanyarat.

"Yang bisa saya lakukan hanyalah memiliki keyakinan atasnya," pungkas Kanyarat.

INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernura
INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernura (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya