Liputan6.com, Manila - Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Gilberto Teodoro pada Senin (5/2/2024) berjanji menegakkan secara teguh kedaulatan negaranya. Pernyataan tersebut muncul menyusul ancaman mantan Presiden Rodrigo Duterte terkait pemisahan diri Mindanao.
Duterte pada 30 Januari 2024 menyerukan kemerdekaan kampung halamannya, Mindanao, yang terletak di Filipina selatan, ketika aliansinya dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr hancur karena perbedaan pendapat seputar upaya amandemen konstitusi.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
"Mandat kementerian pertahanan nasional adalah menjamin kedaulatan negara dan keutuhan wilayah nasional sebagaimana tercantum dalam konstitusi," kata Menhan Teodoro seperti dilansir CNA.
Advertisement
"Kami akan menegakkan amanah ini secara teguh baik secara eksternal maupun internal."
Presiden Filipina Pertama dari Mindanao
Pernyataan Teodoro menggemakan pernyataan serupa yang dibuat oleh penasihat keamanan nasional, yang pada Minggu (4/2), mengatakan pemerintah tidak akan ragu menggunakan otoritas dan kekuatannya untuk memadamkan dan menghentikan segala upaya memecah-belah Filipina.
Duterte membuat sejarah dengan menjadi presiden Filipina pertama yang berasal dari Pulau Mindanao yang kaya sumber daya, namun telah dilanda kekerasan dan konflik selama beberapa dekade, di mana pemerintah memerangi pemberontak dan ekstremis. Konflik telah menghambat investasi dan menyebabkan banyak desa berada dalam kemiskinan.
Advertisement
Janji Setia Panglima Angkatan Bersenjata Filipina
Panglima Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Romeo Brawner saat mengunjungi kamp militer di Mindanao pada Minggu dilaporkan mengingatkan pasukannya, "Kita bersumpah bahwa kita akan selalu mengikuti rantai komando, setia pada konstitusi dan otoritas yang kita miliki."
"Mari kita terus menunjukkan bahwa dengan AFP yang kuat dan bersatu, kita akan memiliki Filipina yang kuat dan bersatu," tegas Brawner.