Aaron Bushnell, Tentara AS yang Bakar Diri Demi Palestina di Depan Kedubes Israel di Washington DC Dilaporkan Tewas

Aaron Bushnell sosok Angkatan Udara AS (Penerbang AS) dilaporkan tewas setelah membakar dirinya di luar kedutaan Israel di Washington DC.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 27 Feb 2024, 15:54 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2024, 15:13 WIB
Orang-orang berpartisipasi dalam peringatan Angkatan Udara AS Aaron Bushnell yang membakar diri demi Palestina di luar Kedutaan Besar Israel pada 26 Februari 2024 di Washington, DC. (AFP) ​
Orang-orang berpartisipasi dalam peringatan Angkatan Udara AS Aaron Bushnell yang membakar diri demi Palestina di luar Kedutaan Besar Israel pada 26 Februari 2024 di Washington, DC. (AFP) ​

Liputan6.com, Washington DC - Telah dikonfirmasi bahwa pelaku bakar diri yang meneriakkan free Palestine (bebaskan Palestina) di depan kedutaan Israel di Washington DC pada hari Minggu (25/2/2024) adalah Angkatan Udara AS. Sosok penerbang yang sempat dilaporkan kritis itu kini kabarnya tewas.

Aaron Bushnell, tentara AS berusia 25 tahun itu empat dibawa ke rumah sakit setelah petugas Dinas Rahasia memadamkan api. Ia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

Sebelum menyatakan dirinya terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai "tindakan protes ekstrem", ia mengatakan  "tidak akan lagi terlibat dalam genosida".

Tidak ada anggota staf kedutaan Israel yang terluka dalam insiden itu, kata seorang juru bicara.

Juru bicara Pentagon menyebut insiden yang terjadi pada pukul 13.00 waktu setempat (18.00 GMT) itu sebagai "peristiwa tragis".

Dalam video yang disiarkan langsung di situs streaming Twitch, Bushnell, yang mengenakan seragam militer, mengidentifikasi dirinya dan mengatakan bahwa dia adalah anggota Angkatan Udara AS.

Sebelumnya, dia telah mengirim email ke sejumlah reporter dan situs berita sayap kiri dan anarkis. Atlanta Community Press Collective, salah satu kelompok yang menerima email tersebut, memberikan salinannya kepada BBC.

"Hari ini, saya berencana untuk melakukan aksi protes ekstrem terhadap genosida rakyat Palestina," tulis email tersebut, memperingatkan bahwa hal itu akan “sangat meresahkan”.

Unit penjinak bom sempat dikirim ke lokasi tersebut karena kekhawatiran tentang kendaraan mencurigakan yang mungkin terhubung dengan individu tersebut. Namun kemudian dinyatakan aman setelah tidak ditemukan bahan berbahaya.

Polisi Washington mengatakan para petugas bekerja sama dengan Dinas Rahasia dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak untuk menyelidiki insiden bakar diri tersebut.

 

Sosok Penerbang Senior

Ilustrasi tentara AS (AP PHOTO)
Ilustrasi tentara AS (AP PHOTO)

Bushnell, dari San Antonio, Texas, dibesarkan di Massachusetts dan bersekolah di sekolah umum di semenanjung Cape Cod, menurut pernyataan dari distrik sekolah setempat.

Angkatan Udara tidak bersedia mengkonfirmasi rincian layanan Bushnell, dengan alasan kebijakan pemberitahuan keluarga, namun Stars and Stripes, sebuah surat kabar militer, melaporkan bahwa ia pernah memegang pangkat penerbang senior.

Dalam profil Linkedin-nya, Bushnell menyatakan bahwa ia telah lulus dari pelatihan dasar Angkatan Udara dengan status "terbaik" pada November 2020 dan bahwa ia sedang berusaha "beralih dari Angkatan Udara AS ke bidang rekayasa perangkat lunak".

 

Peristiwa Bakar Diri Sebelumnya

Ilustrasi Kebakaran. (Freepik/ArthurHidden)
Ilustrasi Kebakaran. (Freepik/ArthurHidden)

Ini bukan pertama kalinya seseorang membakar diri di depan misi diplomatik Israel di AS sejak konflik semakin intensif.

Pada Desember 2023, seorang pengunjuk rasa melakukan aksi bakar diri di depan konsulat Israel di negara bagian Georgia, AS.

Sebuah bendera Palestina yang ditemukan di lokasi kejadian adalah bagian dari protes tersebut, kata polisi.​

Dipicu Perang Israel-Hamas di Gaza

Operasi Darat Israel di Jalur Gaza
Perang antara Israel dan Hamas kali ini menjadi perseteruan paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Palestina. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Adapun kondisi warga Palestina yang memprihatinkan karena terlibat perang Israel-Gaza yang meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, ketika kelompok bersenjata Hamas menyusup ke Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 lainnya.

Israel menanggapinya dengan melancarkan kampanye militer di Gaza, yang menewaskan 29.300 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Pada pertengahan Januari, 1,9 juta warga sipil di Gaza telah mengungsi akibat operasi militer Israel, menurut PBB, yang merupakan 85% dari populasinya.

Dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela serangan tersebut di hadapan kritik internasional, dengan mengatakan bahwa Amerika akan “melakukan lebih banyak lagi” jika negara tersebut mengalami serangan seperti itu.

Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan
Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya