Liputan6.com, Odesa - Ledakan mematikan mengguncang kota pelabuhan Odesa di selatan Ukraina ketika Presiden Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan PM Yunani Kyriakos Mitsotakis.
Angkatan Laut Ukraina mengatakan lima orang tewas. BBC yang dikutip Kamis (/3/2024), diberitahu bahwa tidak ada seorang pun yang terluka dari delegasi kedua negara tersebut.
Baca Juga
Zelenskyy mengatakan serangan itu telah memakan korban jiwa dan luka-luka, namun dia tidak memiliki angka pastinya.
Advertisement
Dalam konferensi pers bersama, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan "kami mendengar suara sirene dan ledakan yang terjadi di dekat kami. Kami tidak punya waktu untuk mencari tempat berlindung."
"Ini adalah pengalaman yang sangat intens… Sungguh berbeda membaca tentang perang di surat kabar, dan mendengarnya dengan telinga Anda sendiri, melihatnya dengan mata kepala Anda sendiri," tambah PM Yunani.
Presiden Zelenskyy menuduh Rusia "tidak peduli siapa yang mereka targetkan", dan mengatakan bahwa Moskow "sudah gila atau mereka tidak mengendalikan apa yang dilakukan tentara teroris mereka".
Sementara itu, Rusia mengatakan pihaknya menargetkan fasilitas drone maritim di kawasan pelabuhan komersial kota tersebut dalam serangan pada hari Rabu (6/3).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya berhasil menyerang hanggar yang menampung drone angkatan laut Ukraina. Belum jelas apakah Moskow merujuk pada ledakan yang sama yang dirujuk oleh kedua pemimpin tersebut -- Ukraina dan Yunani.
"Tujuan telah tercapai. Target telah tercapai,” kata Kementerian Pertahanan Rusia itu dalam sebuah pernyataan.
BBC tidak dapat memverifikasi klaim ini secara independen.
Serangan Keji terhadap Odesa Dikecam
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa dia mengutuk keras “serangan keji terhadap Odesa” selama kunjungan para pemimpin tersebut.
Serangan itu terjadi setelah 12 orang – termasuk lima anak – tewas akibat serangan pesawat tak berawak Rusia di Odessa pada hari Sabtu (2/3). Dua bayi berusia kurang dari satu tahun termasuk di antara korban tewas.
Selama pertemuan Presiden Volodymyr Zelenskyy dengan PM Yunani Kyriakos Mitsotakis di kota tersebut pada hari Rabu (6/3), mereka mengunjungi rumah yang rusak akibat serangan itu.
"Kehadiran saya di sini mencerminkan rasa hormat seluruh dunia bebas terhadap rakyat Anda dan menggarisbawahi komitmen Yunani untuk tetap berada di sisi Anda," kata Mitsotakis kepada presiden Ukraina.
Advertisement
Ukraina Klaim 412.610 Tentara Rusia Terbunuh Sejak Invasi 24 Februari 2022
Di sisi lain, Rusia telah kehilangan 412.610 tentara di Ukraina sejak awal invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022, demikian menurut klaim laporan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Rabu 28 Februari 2024.
Jumlah ini, klaim laporan tersebut termasuk 1.060 korban yang diderita pasukan Rusia dalam satu hari terakhir.
Menurut laporan tersebut, yang dikutip dari Kyiv Independent, Kamis (29/2/2024), Rusia juga diklaim telah kehilangan 6.570 tank, 12.508 kendaraan tempur lapis baja, 13.112 kendaraan dan tangki bahan bakar, 10.029 sistem artileri, 1.000 sistem peluncuran roket ganda, 688 sistem pertahanan udara, 342 pesawat terbang, 325 helikopter, 7.753 drone, 25 kapal dan perahu, dan satu kapal selam.
Kemunduran Pasukan Ukraina
Adapun sebelumnya pasukan Ukraina ditarik mundur dari sebuah desa di bagian timur negara itu. Hal tersebut diungkapkan seorang juru bicara militer pada Senin (26/2), saat pasukan Rusia menunjukkan keunggulan dalam hal sumber daya manusia dan amunisi di medan perang.
Kemunduran terbaru bagi tentara Ukraina terjadi di Desa Lastochkyne. Menurut juru bicara salah satu kelompok pasukan Ukraina Dmytro Lykhovii mereka mundur ke desa-desa terdekat dalam upaya mempertahankan garis pertahanan di sana.
Lastochkyne terletak di sebelah barat Avdiivka, pinggiran Kota Donetsk yang direbut pasukan Rusia pada 18 Februari setelah pertempuran selama empat bulan. Pasukan bertahan yang kalah jumlah kewalahan menghadapi kekuatan militer Rusia dan Ukraina memilih untuk menarik pasukannya dan membangun pertahanan di tempat lain. Demikian seperti dilansir AP, Selasa (27/2).
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi pasukannya telah "membebaskan" Lastochkyne.
Kantor berita milik negara Rusia, RIA Novosti, mengutip komandan lokal Andrei Mordvichev yang mengatakan pasukannya telah memukul mundur pasukan Ukraina sejauh 10 kilometer dan melanjutkan serangan mereka. RIA Novosti melaporkan bahwa rute pasokan utama Ukraina melewati Lastochkyne.
Bagaimanapun tidak mungkin memverifikasi klaim masing-masing pihak secara independen.
Advertisement