Masyarakat Sipil Jadi Elemen Utama Solusi Berbagai Tantangan Global

Dino Patti Djalal mengatakan bahwa aspirasi masyarakat sipil penting untuk konflik dunia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Sep 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 18:45 WIB
Founder FPCI Dino Patti Djalal membuka diskusi virtual Global Town Hall 2024, Sabtu (7/9/2024). (Tangkapan layar)
Founder FPCI Dino Patti Djalal membuka diskusi virtual Global Town Hall 2024, Sabtu (7/9/2024). (Tangkapan layar)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat sipil menjadi elemen penting dalam menyelesaikan tantangan global, seperti kemiskinan, konflik, geopolitik, demokrasi hingga perubahan iklim.

Hal ini disampaikan oleh founder FPCI Dino Patti Djalal.

"Tidak akan ada solusi untuk tantangan global apapun tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat sipil. Bahkan, multilateralisme dan regionalisme pun membutuhkan dukungan dan partisipasi kuat dari masyarakat sipil," ujar Dino saat membuka Global Town Hall 2024 yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (7/9/2024).

"Masyarakat sipil adalah energi, kekuatan pendorong dari setiap upaya yang dilakukan negara mana pun."

Maka dari itu, Dino menyatakan harapannya agar para pembuat kebijakan mendengarkan aspirasi masyarakat sipil. Hal itulah yang menjadi landasan utama bagi FPCI menyelenggarakan diskusi virtual tersebut.

"Kami berharap akan ada ide dan solusi yang muncul dari percakapan ini, yang akan berguna bagi para pemimpin dunia," lanjut dia.

Sebagai informasi, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Global Citizen, organisasi advokasi terkemuka di dunia, yang bekerja sama dengan konsorsium organisasi masyarakat sipil, think tank atau lembaga pemikir, dan universitas di seluruh dunia, bakal menggelar Global Town Hall (GTH) virtual tahunan kelimanya. GTH 2024 ini diselenggarakan Sabtu 7 September 2024 (GMT+7).

Jadi Wadah Diskusi

Logo Global Town Hall 2024. (www.gth2024.com)
Logo Global Town Hall 2024. (www.gth2024.com)

Global Town Hall virtual ini akan mempertemukan para pemimpin pemerintah, eksekutif sektor swasta, advokat akar rumput, dan pakar filantropi untuk membahas tantangan paling mendesak di planet kita.

Dengan tema "Menjaga Arah: Aksi dan Solusi untuk Dunia yang Berantakan”, Global Town Hall akan mempertemukan berbagai sektor untuk diskusi dan debat bermutu tinggi tentang keadaan dunia yang melibatkan para pemikir terkemuka di seluruh dunia.

Pertemuan virtual ini bertujuan untuk melibatkan warga dunia dengan berbagai perspektif dan ide dalam mengatasi tantangan global, memfasilitasi dialog Timur-Barat dan Utara-Selatan yang asli dan berkualitas tinggi di tingkat akar rumput.

"Masyarakat sipil telah menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam urusan dunia. Mereka ingin suara mereka didengar, ingin tindakan mereka diperhitungkan, dan menjadi bagian dari solusi untuk masalah saat ini. Inilah yang dimaksud dengan Global Town Hall: menghubungkan masyarakat sipil dari Utara-Selatan-Timur-Barat di mana mereka berbicara sebagai pihak yang setara dan terhubung satu sama lain dan dengan para pembuat kebijakan atas dasar rasa saling menghormati," ujar pendiri dan Ketua FPCI Dr. Dino Patti Djalal dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (6/9/2024).

Jadi Pengingat

Founder FPCI Dino Patti Djalal di program Climate Talk Liputan6.com. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Founder FPCI Dino Patti Djalal di program Climate Talk Liputan6.com. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara menurut Co-Founder Global Citizen dan Chief Policy, Impact, and Government Affairs Officer, Michael Sheldrick, Global Town Hall dianggap sebagai pengingat yang kuat bahwa perubahan yang langgeng dapat dicapai melalui persatuan.

"Pada saat siklus berita didominasi oleh krisis, konflik, dan isu-isu yang tampaknya sulit diatasi, Global Town Hall menjadi pengingat yang kuat bahwa perubahan yang langgeng dapat dicapai melalui persatuan, dialog yang inklusif, dan tindakan kolektif," jelas Michael Sheldrick.

"Inisiatif ini membekali para advokat di seluruh dunia dengan berbagai alat untuk mengatasi berbagai isu yang mendesak - baik itu memerangi perubahan iklim, memajukan hak asasi manusia, atau memikirkan kembali tata kelola global. Tindakan kita penting, dan respons terbaik terhadap sikap apatis dan keputusasaan adalah tindakan. Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita harus bergabung dan mendorong perubahan kelembagaan yang diperlukan untuk membangun dunia yang adil dan setara bagi semua," papar Michael Sheldrick.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya