Liputan6.com, Jakarta - Misi Polaris Dawn akhirnya berhasil diluncurkan, Selasa (10/9/2024), dengan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Misi ini merupakan misi antariksa pertama yang semua awaknya berasal dari kalangan sipil.
Misi Polaris Dawn dijadwalkan meluncur pada pukul 3.38 ET atau pukul 14.38 WIB. Namun karena cuaca tidak mendukung, roket akhirnya baru bisa meluncur pukul 5.23 ET atau pukul 16.23 WIB.
Dikutip dari laman media sosial X milik SpaceX pada Rabu (11/09/2024), misi Polaris Dawn dipimpin oleh miliuner Jared Isaacman, CEO Shift4 Payments, sekaligus penggagas misi ini. Tiga kru lainnya Scot "Kidd" Poteet, seorang pensiunan Angkatan Udara AS, serta Anna Menon dan Sarah Gillis yang merupakan insinyur SpaceX.
Advertisement
Baca Juga
Misi Polaris Dawn akan membawa empat orang kru ke ketinggian 700 kilometer dengan roket Falcon 9 dan pesawat antariksa Dragon. Para kru direncanakan akan menghabiskan waktu di orbit selama 5 hari.
Tujuan utama misi Polaris Dawn adalah perjalanan luar angkasa atau spacewalk pertama yang seluruhnya terdiri dari orang-orang non-profesional. Mereka akan mengenakan pakaian aktivitas luar angkasa (EVA) SpaceX yang baru dikembangkan dan dilengkapi dengan layar head-up, kamera helm, serta sistem mobilitas bersama yang canggih.
Meluncur Tinggi
Pada hari pertama misi Polaris Dawn, pesawat akan meluncur sangat tinggi sehingga akan memasuki sabuk radiasi Van Allen. Sebuah wilayah yang penuh dengan partikel bermuatan energi tinggi yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia dalam waktu yang lama.
Pada hari ketiga, awak Polaris Dawn akan mengenakan pakaian antariksa EVA canggih dari SpaceX. Baju antariksa ini dilengkapi dengan tampilan head-up, kamera helm, dan sistem mobilitas sendi canggih, dan bergiliran untuk berjalan di luar pesawat ruang angkasa (spacewalk) secara berpasangan.
Misi ini sempat tertunda beberapa kali, awalnya karena masalah teknis pada menara peluncuran dan kemudian karena kendala cuaca. Keempat awak pesawat antariksa ini sebelumnya telah menjalani pelatihan selama lebih dari dua tahun untuk mempersiapkan misi penting ini.
Mereka juga mencatat ratusan jam di simulator serta terjun payung, pelatihan sentrifugal, menyelam, dan mendaki gunung berapi Ekuador. Polaris Dawn akan menjadi misi pertama dari tiga misi di bawah program Polaris, sebuah kolaborasi antara Isaacman, pendiri perusahaan teknologi Shift4 Payments, dan SpaceX milik miliarder Elon Musk.
Selain itu, mereka juga akan menguji komunikasi satelit berbasis laser antara pesawat ruang angkasa dan Starlink, konstelasi satelit internet SpaceX yang berkekuatan lebih dari 6.000, dalam upaya untuk meningkatkan kecepatan komunikasi ruang angkasa, dan melakukan 36 eksperimen ilmiah. Di antaranya adalah pengujian dengan lensa kontak yang disematkan dengan mikroelektronika untuk terus memantau perubahan tekanan dan bentuk mata.
(Tifani)
Advertisement