Sumpah Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah terhadap Israel Pasca Ledakan Pager dan Walkie Talkie

Kecemasan pun melanda, akankah perang skala penuh antara Hizbullah dan Israel pecah?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Sep 2024, 07:25 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 07:25 WIB
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah (Dok. AP Photo)
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah (Dok. AP Photo)

Liputan6.com, Beirut - Pemimpin Hizbullah pada hari Kamis (19/9/2024) berjanji untuk terus melancarkan serangan harian terhadap Israel meskipun terjadi sabotase mematikan terhadap perangkat komunikasi anggotanya pekan ini. 

Hizbullah dan Israel melancarkan serangan baru melintasi perbatasan saat Hassan Nasrallah berbicara untuk pertama kalinya sejak ledakan massal perangkat komunikasi di Lebanon dan Suriah yang dia gambarkan sebagai "pukulan telak". Dia pun menjanjikan akan membalasnya.

Serangan yang menargetkan ribuan pager dan walkie talkie Hizbullah secara luas disalahkan pada Israel, meningkatkan kekhawatiran bahwa 11 bulan pertukaran tembakan hampir setiap hari antara Hizbullah dan Israel akan meningkat menjadi perang habis-habisan. Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya dalam ledakan pager dan walkie talkie tersebut.

Selama pidato Nasrallah, Hizbullah menyerang sedikitnya empat kali di Israel utara, dan dua tentara Israel tewas dalam serangan sebelumnya pada hari itu. Pesawat tempur Israel dilaporkan terbang rendah di langit Beirut saat Nasrallah berpidato.

Israel juga melancarkan serangan di Lebanon selatan pada hari Kamis, dengan mengatakan bahwa mereka menyerang ratusan peluncur roket dan infrastruktur Hizbullah lainnya, meskipun tidak segera jelas apakah ada korban. Militer Israel mengklaim peluncur tersebut akan segera digunakan dalam waktu dekat.

Pada saat yang sama, militer memerintahkan penduduk di beberapa bagian Dataran Tinggi Golan dan Israel utara untuk menghindari pertemuan umum, meminimalkan pergerakan, dan tetap dekat dengan tempat perlindungan untuk mengantisipasi kemungkinan tembakan roket. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Jumat (20/9).

Dalam beberapa minggu terakhir, para pemimpin Israel telah meningkatkan peringatan tentang kemungkinan operasi militer yang lebih besar terhadap Hizbullah, dengan mengatakan bahwa mereka bertekad menghentikan serangan kelompok itu agar puluhan ribu warga Israel dapat kembali ke rumah-rumah mereka di dekat perbatasan.

Dalam pengarahan pada hari Kamis, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant menekankan bahwa Hizbullah akan "membayar harga yang semakin mahal" karena Israel berupaya membuat kondisi di dekat perbatasannya dengan Lebanon cukup aman bagi penduduk untuk kembali.

"Rangkaian aksi militer kami akan terus berlanjut," ujarnya.

Serangan Hizbullah Terus Berlanjut

Perang Israel - Lebanon
Lebih dari 100 orang tewas di pihak Lebanon sejak baku tembak dan saling serang terjadi di perbatasan kedua negara, menurut penghitungan AFP. Mayoritas korban tewas adalah milisi Hizbullah dan setidaknya 14 warga sipil, termasuk tiga jurnalis. (AP Photo/Hussein Malla)

Serangan terhadap perangkat komunikasi Hizbullah dinilai merupakan puncak dari operasi Israel selama berbulan-bulan untuk menargetkan sebanyak mungkin anggota kelompok itu sekaligus, namun tanpa bisa dielakkan banyak warga sipil terdampak. Setidaknya 37 orang tewas, termasuk dua anak-anak, dan sekitar 3.000 orang terluka dalam ledakan pager pada Selasa (17/9) dan ledakan walkie talkie pada Rabu (18/9).

Nasrallah mengatakan kelompok tersebut sedang menyelidiki bagaimana ledakan itu dilakukan.

"Ya, kami mengalami pukulan yang sangat besar dan hebat," tutur Nasrallah. "Musuh telah melewati semua batas dan garis merah."

Dia menuduh Israel bermaksud membunuh ribuan orang sekaligus.

"Musuh akan menghadapi hukuman yang berat dan adil dari tempat yang mereka duga dan tidak duga."

Lebih lanjut, Nasrallah menyatakan Hizbullah akan melanjutkan serangannya ke Israel utara selama perang di Jalur Gaza berlanjut dan bersumpah bahwa Israel tidak akan dapat memulangkan warganya kembali ke rumah-rumah mereka di wilayah perbatasan.

"Satu-satunya cara adalah menghentikan agresi terhadap rakyat Gaza dan Tepi Barat," tegasnya. "Baik serangan, pembunuhan, maupun perang habis-habisan tidak akan mencapai tujuan itu."

Sebelumnya pada hari Kamis, Hizbullah mengatakan telah menargetkan tiga posisi militer Israel di dekat perbatasan, di mana dua di antaranya menggunakan pesawat tanpa awak. Rumah sakit Israel melaporkan delapan orang mengalami luka ringan atau sedang.

Hizbullah menyebutkan serangan yang hampir dilakukannya setiap hari merupakan bentuk dukungan terhadap Hamas. Perang Israel yang telah berlangsung selama 11 bulan dengan Hamas di Jalur Gaza dimulai setelah kelompok itu memimpin serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

Israel merespons serangan Hizbullah dengan serangan di Lebanon selatan dan menargetkan tokoh-tokoh senior dari kelompok itu di Beirut. Aksi saling serang telah menewaskan ratusan orang di Lebanon dan puluhan orang di Israel serta memaksa evakuasi puluhan ribu penduduk di setiap sisi perbatasan.

Fokus Perang Israel Berpindah

Israel Kerahkan Tank ke Lebanon
Tentara Israel mengendarai kendaraan pribadi lapis baja dekat perbatasan dengan Lebanon, Rabu (11/10/2023). Tank-tank Israel dikerahkan ke perbatasan Lebanon di tengah kekhawatiran meluasnya konflik menyusul penembakan yang menewaskan tiga militan Hizbullah.(AP Photo/Ariel Schalit)

Israel dan Hizbullah telah berulang kali menarik diri dari perang habis-habisan di bawah tekanan berat dari Amerika Serikat (AS), Prancis, dan negara-negara lain.

Namun, dalam peringatan terbaru mereka, para pemimpin Israel mengatakan bertekad untuk mengubah status quo secara dramatis.

Berbicara kepada pasukan Israel pada hari Rabu, menhan Israel menuturkan, "Kita berada di awal fase baru dalam perang — yang membutuhkan keberanian, tekad, dan ketekunan."

Dia tidak menyebutkan ledakan pager dan walkie talkie, namun memuji pekerjaan tentara dan badan keamanan Israel, dengan mengatakan "hasilnya sangat mengesankan."

Gallant mengonfirmasi bahwa setelah berbulan-bulan memerangi Hamas di Jalur Gaza, "Pusat gravitasi bergeser ke utara dengan mengalihkan sumber daya dan pasukan."

Israel, kata pejabatnya, mulai memindahkan lebih banyak pasukan ke perbatasannya dengan Lebanon pada Rabu sebagai tindakan pencegahan. Panglima Militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengungkapkan rencana telah disusun untuk tindakan tambahan terhadap Hizbullah, meskipun media melaporkan pemerintah belum memutuskan apakah akan melancarkan serangan besar-besaran di Lebanon.

Lebanon masih terguncang oleh ledakan mematikan pada hari Selasa dan Rabu. Mereka dilaporkan cemas dan takut akan perang skala penuh.

Angkatan Darat Lebanon mengatakan telah menemukan dan meledakkan pager dan perangkat komunikasi yang mencurigakan, sementara otoritas penerbangan sipil negara itu melarang pager dan walkie talkie di semua pesawat yang berangkat dari bandara internasional Beirut hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Ledakan pager dan walkie talkie kemungkinan akan sangat mengganggu komunikasi internal Hizbullah saat mereka berusaha keras untuk berkomunikasi dengan aman satu sama lain. Hizbullah mengumumkan kematian lima kombatan pada hari Kamis, namun tidak menyebutkan apakah mereka tewas dalam ledakan atau di garis depan.

Ledakan terjadi di mana pun tempat pemegang pager atau walkie talkie berada di beberapa bagian Beirut dan Lebanon timur dan selatan — di rumah dan mobil, toko kelontong dan kafe dan di jalan, bahkan di pemakaman.

Banyak yang menderita luka menganga di kaki, perut, dan wajah atau tangan mereka cacat. Ledakan pager hari Selasa menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai sekitar 2.300 lainnya. Ledakan walkie talkie satu hari setelahnya, kata Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad, menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 600 orang.

Abiad memastikan bahwa cedera dalam ledakan hari Rabu lebih parah daripada hari sebelumnya mengingat walkie talkie lebih besar dari pager. Dia kemudian memuji rumah sakit Lebanon, dengan mengatakan bahwa mereka telah berhasil menangani banjir korban luka dalam hitungan jam.

"Ini adalah serangan tanpa pandang bulu. Ini adalah kejahatan perang," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya