40 Negara Kutuk Serangan yang Lukai 5 Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon, Begini Isi Pernyataannya

Tembakan tank Israel pada hari Kamis (10/10) menyebabkan dua orang dari pasukan penjaga perdamaian Indonesia di UNIFIL Lebanon jatuh dari menara pengawas di Naqura.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Okt 2024, 15:42 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 15:35 WIB
Pasukan Sementara PBB di Lebanon
Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) meningkatkan patroli pasca rerangan Israel di Lebanon. (JOSEPH EID/AFP)

Liputan6.com, Beirut - Sebanyak 40 negara yang berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengatakan pada hari Sabtu, 12 Oktober 2024 bahwa mereka "mengutuk keras serangan baru-baru ini" terhadap pasukan penjaga perdamaian.

"Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara memadai," kata pernyataan bersama tersebut, yang diunggah via X oleh misi PBB Polandia dan ditandatangani oleh negara-negara termasuk kontributor utama Indonesia, Italia, dan India seperti dikutip dari AFP, Minggu (13/10/2024).

Selain itu, pihak Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel terhadap tiga desa di luar benteng tradisional Hizbullah telah menewaskan sedikitnya 15 orang pada hari Sabtu (13/10), sementara media pemerintah melaporkan serangan lebih lanjut di tempat lain.

Penandatangan lain pernyataan bersama tersebut termasuk Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis, dan China – semua negara yang telah menyumbangkan beberapa ratus pasukan untuk pasukan perdamaian tersebut. Setidaknya lima pasukan penjaga perdamaian telah terluka dalam beberapa hari terakhir saat Israel melancarkan perang melawan Hizbullah ke Lebanon selatan. Misi penjaga perdamaian, UNIFIL, telah menuduh militer Israel "sengaja" menembaki posisinya.

Ke-40 negara kontributor "menegaskan kembali dukungan penuh kami terhadap misi dan kegiatan UNIFIL, yang tujuan utamanya adalah untuk membawa stabilisasi dan perdamaian abadi di Lebanon Selatan serta di Timur Tengah," bunyi pernyataan tersebut. "Kami mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk menghormati kehadiran UNIFIL, yang mencakup kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan personelnya setiap saat," tambah pernyataan tersebut.

 

2 TNI di Pasukan Perdamaian PBB UNIFIL Lebanon Terluka

Pasukan Perdamaian Indonesia untuk PBB
Ilustrasi pasukan perdamaian PBB UNIFIL di Lebanon. (screengrab video)

UNIFIL, yang melibatkan sekitar 9.500 tentara dari sekitar 50 negara, bertugas memantau gencatan senjata yang mengakhiri perang 33 hari pada tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah. Perannya diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 tahun itu, yang menetapkan bahwa hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh dikerahkan di Lebanon selatan.

Pada pertemuan puncak pada hari Jumat (11/10), para pemimpin Prancis, Italia, dan Spanyol mengatakan "serangan" terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL melanggar Resolusi 1701 dan harus diakhiri. UNIFIL mengatakan bahwa, dalam beberapa hari terakhir, pasukannya "berulang kali" diserang di kota Naqura di Lebanon tempat markas besarnya, serta di posisi lain.

Misi tersebut mengatakan bahwa tembakan tank Israel pada hari Kamis (10/10) menyebabkan dua orang dari pasukan penjaga perdamaian Indonesia jatuh dari menara pengawas di Naqura. Keesokan harinya dikatakan ledakan di dekat menara observasi di Naqura melukai dua anggota Pasukan Blue Helmets (Helm Biru) Sri Lanka, sementara Israel mengatakan telah menanggapi "ancaman langsung" di dekat posisi penjaga perdamaian PBB.

Pada hari Sabtu (13/10), UNIFIL mengatakan seorang penjaga perdamaian di Naqura "terkena tembakan" pada Jumat (12/10) malam. Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan kepada AFP bahwa pekerjaan misi penjaga perdamaian telah menjadi "sangat sulit karena ada banyak kerusakan, bahkan di dalam pangkalan."

Respons Indonesia

Pasukan Sementara PBB di Lebanon
Ilustrasi pasukan perdamaian PBB UNIFIL di Lebanon. (JOSEPH EID/AFP)

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto menyerahkan kebijakan kepada pihak pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) setelah dua prajuritnya yang bertugas terkena peluru berasal dari tank Merkava tentara Israel (IDF).

"Peristiwa serangan Israel kepada aset UNIFIL sepenuhnya merupakan kewenangan UNIFIL untuk melakukan protes atau keberatan kepada pihak yang dianggap telah melakukan pelanggaran terhapus mandat UN 1701," kata Hariyanto saat dihubungi, Sabtu 12 Oktober 2024.

Saat ini, kata dia, pihak UNIFIL telah mengeluarkan pernyataan kepada pasukan Israel IDF dan pihak yang bertikai.

"UNIFIL secara resmi telah merespon peristiwa tersebut dengan menyatakan agar semua pihak yang bertikai dapat menahan diri, menghormati dan menjamin keamanan seluruh pasukan PBB yang berada di wilayah tersebut," terangnya.

Lebih lanjut, untuk dua anggota TNI yang terluka yakni berinisial EA dan NS. Mereka pada saat kejadian bertugas di Tower Pengamatan (OP) 14.

"Seluruh pasukan TNI yang saat ini sedang bertugas di Lebanon Selatan dalam keadaan aman, melakukan kegiatan sesuai dgn ketentuan yang dikeluarkan oleh Force Comander UNIFIL," ucap Hariyanto.

Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengonfirmasi informasi insiden penembakan Dua personel TNI yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) di Lebanon akibat serangan tentara Israel (IDF), dengan langsung berkomunikasi dengan Komandan Kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit).

"Menlu RI sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit)," kata Juru Bicara Kemlu RI Roy Soemirat dalam pernyataannya pada Kamis (10/10/2024) malam.

Roy juga menyebut bahwa pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia.

"Dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," kata Roy.

"Naqoura terletak di Selatan Lebanon, dalam area yg disebut Blue Line. Pasukan perdamaian PBB berada kawasan tersebut di bawah mandat DK PBB untuk mendukung stabilitas Lebanon."

Jubir Roy juga menyatakan bahwa kedua personil tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik.

"Luka yang dialami dua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF," kata Roy.

Terhadap serangan ini, UNIFIL juga telah keluarkan pernyataan mendesak IDF untuk patuhi kewajiban dalam pastikan keamanan dan keselamatan personel dan premise PBB.

Indonesia juga mengingatkan IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personil UNIFIL.

"Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap Peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL," kata Roy.

"Indonesia meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan. Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," kata Roy.

Sekjen PBB: 2 Penjaga Perdamaian RI di UNIFIL Cedera Akibat Serangan Israel, Kami Bersama Rakyat Indonesia

Sekjen PBB, Antonio Gutteres dalam sambutan pembukaan di acara Bali Democracy Forum secara virtual pada Kamis (10/12/2020).
Sekjen PBB, Antonio Gutteres. (Dok: Screenshot Youtube MOFA Indonesia)

Markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang berada di Naqoura, Lebanon diserang Israel pada 10 Oktober 2024. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres kemudian menyampaikan solidaritasnya kepada Indonesia terkait serangan tersebut.

"Izinkan saya menyampaikan solidaritas total saya untuk delegasi Indonesia. Dua penjaga perdamaian Indonesia (yang bertugas di Lebanon) cedera akibat tembakan Israel," kata Guterres di KTT ASEAN-PBB ke-14 di Vientiane, Laos, Jumat (11/10/2024), sebagaimana keterangan tertulis dari Pusat Informasi PBB di Indonesia, seperti dikutip dari Antara, Minggu (13/11/2024).

Dalam pesannya, Guterres juga menyampaikan rasa simpati kepada rakyat Indonesia terkait serangan tersebut. "Kami bersama Anda dan rakyat Indonesia pada masa-masa ini," kata Guterres menambahkan.

Terkait situasi keamanan di dunia saat ini, Antonio Guterres mengatakan bahwa perdamaian adalah hal yang sangat dibutuhkan daripada sebelum-sebelumnya.

"Perdamaian sangat dibutuhkan dari kapan pun ketika kita melihat penderitaan luar biasa rakyat Gaza, yang kini meluas ke Lebanon, belum lagi Ukraina, Sudan, Myanmar, dan masih banyak lagi," kata Sekjen PBB itu.

"Sementara itu, tingkat kematian dan kehancuran di Gaza adalah sesuatu yang tidak ada bandingannya dalam situasi lain yang pernah saya lihat sejak saya menjadi Sekretaris Jenderal," kata dia lebih lanjut.

Pada kesempatan tersebut Sekjen PBB juga menyampaikan apresiasinya kepada ASEAN atas upaya berkelanjutan yang telah dilakukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjaga persatuan dunia.

"Anda memainkan peran kunci dalam membentuk dunia yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan dengan menghormati hak asasi manusia," kata Guterres.

Untuk itu, Guterres juga menyampaikan kesediaan PBB untuk memberikan dukungan penuhnya dan PBB dalam upaya tersebut.

"Anda selalu dapat mengandalkan dukungan penuh saya dan PBB dalam upaya penting ini," pungkas Guterres.

Infografis Israel Mulai Serbu Lebanon Lewat Darat. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Israel Mulai Serbu Lebanon Lewat Darat. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya