Liputan6.com, Jakarta - Penelitian menunjukkan bahwa gara-gara kucing bergantung pada manusia ribuan tahun ukuran otaknya jadi menyusut. Bagaimana bisa?
Melansir dari Live Science pada Selasa (22/10/2024), hal itu diketahui dari sebuah penelitian para peneliti yang membandingkan ukuran tengkorak --indikator ukuran otak, antara kucing rumahan modern dengan dua nenek moyang kucing liar terdekat mereka. Kucing liar Afrika (Felis lybica) dan kucing liar Eropa (Felis silvestris).
Baca Juga
Dalam hasil penelitian yang diterbitkan pada 26 Januari 2022 di jurnal Royal Society Open Science, tim peneliti tersebut menemukan bahwa ukuran tengkorak, sekaligus ukuran otak pada kucing peliharaan telah menyusut secara signifikan selama sekitar 10.000 tahun terakhir dibandingkan dengan nenek moyang mereka di alam liar.
Advertisement
Hal ini tidak berarti bahwa kucing peliharaan lebih bodoh daripada kucing liar. Namun, menurut sebuah hipotesis, hal ini menunjukkan bahwa manusia yang mengutamakan kejinakan pada hewan peliharaan mungkin secara tidak sengaja mengubah cara otak hewan tersebut berkembang, menurut para peneliti.
Perubahan ini kemungkinan dimulai ketika hewan masih berupa embrio dan baru saja mulai mengembangkan sel puncak sarafnya, suatu jenis sel khusus yang hanya dimiliki oleh vertebrata, yang salah satu perannya adalah dalam pengembangan sistem saraf.
“Seleksi untuk sifat jinak dalam domestikasi hewan mungkin telah menyebabkan downregulation dalam migrasi dan proliferasi sel puncak saraf, yang menyebabkan penurunan rangsangan dan rasa takut,” tulis para peneliti dalam studi mereka. “Namun, penurunan regulasi ini juga dapat menyebabkan perubahan yang berkorelasi dengan morfologi, respons stres, dan ukuran otak.”
Semua ini menunjukkan bahwa domestikasi memiliki efek signifikan pada evolusi kucing selama beberapa ribu tahun terakhir. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang juga terlihat pada banyak spesies hewan peliharaan lainnya.
“Perubahan volume tengkorak telah didokumentasikan dengan baik di seluruh spesies (hewan peliharaan), termasuk domba, kelinci, anjing, dan masih banyak lagi,” tulis para peneliti.
Hal ini tidak hanya menyoroti beberapa perubahan perkembangan yang ditimbulkan oleh domestikasi pada hewan liar, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran tentang spesies liar yang “terancam oleh hibridisasi dengan hewan peliharaan,” para peneliti menyimpulkan.
Penelitian Membangun dari Studi-Studi Terdahulu
Dalam studi ini, para peneliti mereplikasi beberapa penelitian lama dari tahun 1960-an dan 1970-an yang membandingkan ukuran tengkorak kucing domestik dan kucing liar.
Penelitian-penelitian terdahulu ini mendukung gagasan bahwa kucing peliharaan telah mengalami penurunan ukuran otak yang signifikan selama bertahun-tahun. Namun, beberapa penelitian ini membandingkan kucing modern dengan kucing liar Eropa, yang tidak lagi dianggap sebagai nenek moyang mereka.
Para penulis studi baru ini ingin memperbarui penelitian terdahulu dengan membandingkan kucing rumahan dengan kucing liar Afrika, yang menurut penelitian genetik telah dikonfirmasi sebagai nenek moyang terdekat kucing domestik modern.
Tim peneliti menemukan bahwa penelitian lama masih relevan, dengan kucing rumahan menunjukkan penyusutan ukuran tengkorak sebanyak 25% dibandingkan dengan kucing liar Afrika dan Eropa. Para ilmuwan juga meneliti sejumlah spesies kucing hibrida liar-domestikasi, dan mereka menemukan bahwa ukuran tengkorak ini berada di titik tengah yang sempurna antara spesies liar dan domestik.
Advertisement