Update Banjir Bandang Spanyol: Korban Jiwa Jadi 205 Orang

Ribuan orang masih terputus dari jaringan listrik dan telepon. Diharapkan jumlah orang hilang yang diperkirakan akan berkurang setelah sambungan dipulihkan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Nov 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2024, 09:30 WIB
Banjir Bandang Terjang Spanyol, Sejumlah Orang Dinyatakan Hilang
Banjir bandang disebabkan hujan deras yang menyebabkan sungai-sungai meluap. (AP Photo/Gregorio Marrero)

Liputan6.com, Madrid - Tim penyelamat melaporkan jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Spanyol menjadi 205 orang pada hari Jumat (1/11/2024).

Banjir yang telah menghanyutkan kendaraan, merobohkan jembatan, dan menutupi kota-kota dengan lumpur sejak Selasa (29/10) adalah bencana paling mematikan di negara Eropa tersebut dalam beberapa dekade.

Organisasi yang mengoordinasikan layanan darurat di wilayah Valencia timur yang paling parah dilanda banjir mengatakan 202 orang telah dipastikan tewas di sana.

Sementara itu, pejabat di Castilla-La Mancha dan Andalusia di selatan telah mengumumkan tiga kematian di wilayah mereka.

Tim penyelamat melakukan upaya pencarian dengan menggunakan helikopter, drone, dan anjing pelacak untuk menemukan puluhan orang yang diyakini pihak berwenang masih hilang.

Pemerintah telah mengerahkan 500 tentara lagi ke daerah yang dilanda banjir, memperkuat 1.200 tentara yang sudah berada di lokasi untuk tugas pencarian, penyelamatan, dan logistik. Sebanyak 500 tentara lainnya akan dikirim pada hari Sabtu (2/11).

"Garda Sipil sendiri telah menyelamatkan lebih dari 4.500 orang hingga Jumat sore," kata Menteri Dalam Negeri Fernando Grande-Marlaska, seperti dilansir CNA.

Tiga hari setelah bencana, harapan untuk menemukan lebih banyak korban semakin menipis.

Gedung pengadilan di Kota Valencia telah diubah menjadi kamar mayat.

Beberapa daerah yang terputus tidak memiliki air, makanan, atau listrik selama berhari-hari setelah banjir mulai terjadi, dan banyak jalan serta rel kereta masih belum dapat diakses.

Para relawan Prancis mengumumkan staf mereka telah tiba di Spanyol pada hari Jumat untuk membantu membersihkan puing-puing, memompa air, dan menyelamatkan para korban.

Di Kota Paiporta yang hancur, beberapa penduduk mengeluh bantuan datang terlalu lambat.

"Petugas pemadam kebakaran tidak cukup, sekop belum tiba," kata Paco Clemente, seorang apoteker berusia 33 tahun, kepada AFP saat membantu membersihkan lumpur dari rumah seorang teman.

Beberapa tempat dilaporkan menunjukkan tanda-tanda ketertiban mulai terganggu, di mana aksi penjarahan terjadi. Polisi mengatakan mereka telah menangkap 50 orang atas insiden, termasuk pencurian dari kendaraan dan toko perhiasan.

Di Kota Aldaia di wilayah Valencia, Fernando Lozano mengatakan kepada AFP bahwa dia melihat pencuri mengambil barang-barang dari supermarket yang terbengkalai.

"Sampai keadaan kembali normal dan supermarket dibuka, keadaan di sini akan sangat buruk," ungkap Lozano.

Badai yang memicu banjir terbentuk saat udara dingin bergerak di atas perairan hangat Mediterania dan merupakan hal yang umum terjadi pada waktu tersebut. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia meningkatkan keganasan, durasi, dan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya