Zelenskyy: Ukraina Perlu Pertahanan Udara Lebih Kuat Pasca Serangan Drone Rusia

Perang di Ukraina mengalami eskalasi selama sepekan terakhir menyusul sejumlah perubahan kebijakan, termasuk diberikannya izin oleh Amerika Serikat terhadap pengunaan rudal jarak jauh untuk menyerang wilayah Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Nov 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2024, 08:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden Kunjungi Ukraina
Presiden AS Joe Biden (kanan) dipeluk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) saat berkunjung di Kyiv, Ukraina pada 20 Februari 2023. Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv pada 20 Februari 2023, menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina. Zelensky menyambut gembira kunjungan Presiden AS Joe Biden. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada hari Minggu (24/11/2024) bahwa Ukraina perlu memperkuat pertahanan udara untuk melindungi warganya setelah unit pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 50 dari 73 drone Rusia yang diluncurkan pada malam sebelumnya di berbagai wilayah.

"Alarm udara telah dibunyikan hampir setiap hari di seluruh Ukraina pekan ini," kata Zelenskyy melalui pesan Telegram seperti dikutip dari CNA, Senin (25/11).

Selama pekan lalu, tambah Zelenskyy, Rusia menggunakan lebih dari 800 bom berpemandu, sekitar 460 drone serang, dan lebih dari 20 rudal dari berbagai jenis.

"Ukraina bukan ladang percobaan senjata. Ukraina adalah negara yang berdaulat dan merdeka. Tetapi Rusia masih terus berupaya untuk membunuh rakyat kami, menebar ketakutan dan kepanikan, serta melemahkan kami," ujarnya.

Militer Ukraina sebelumnya pada hari Minggu menyatakan bahwa unit pertahanan udara telah menghancurkan lebih dari 10 drone Rusia yang menargetkan Kyiv dalam serangan malam.

Tidak ada laporan segera mengenai kerusakan atau korban jiwa akibat serangan tersebut, seperti yang diunggah oleh administrasi militer Kyiv di Telegram.

Saksi mata Reuters mendengar ledakan di Kyiv yang terdengar seperti operasi unit pertahanan udara.

"UAV (kendaraan udara tanpa awak) terbang dalam berbagai arah menuju Kyiv," kata Serhiy Popko, kepala administrasi militer Kyiv.

"Peringatan serangan udara di kota itu berlangsung lebih dari tiga jam."

Tidak ada komentar segera dari Rusia mengenai serangan tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya