Rusia dan Ukraina Bertukar 175 Tawanan Perang, Salah Satu Pertukaran Terbesar Sejak Invasi

Pertukaran tawanan perang ini terjadi saat diskusi yang sedang berlangsung tentang gencatan senjata sementara yang dapat menghentikan perang Rusia vs Ukraina terus berlanjut.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 21 Mar 2025, 08:08 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 08:08 WIB
Beberapa dari 175 tawanan perang Ukraina di tengah invasi Rusia di Ukraina. (Telegram Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 19 Maret 2025)
Beberapa dari 175 tawanan perang Ukraina di tengah invasi Rusia di Ukraina. (Telegram Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 19 Maret 2025)... Selengkapnya

Liputan6.com, Kyiv - Rusia dan Ukraina mengatakan pada Rabu (19/3) bahwa mereka masing-masing telah menukar 175 tawanan dalam salah satu pertukaran terbesar sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai tiga tahun lalu.

"Kami membawa kembali tentara, sersan, dan perwira - pejuang yang berjuang untuk kebebasan kami di jajaran Angkatan Bersenjata, Angkatan Laut, Garda Nasional, Pasukan Pertahanan Teritorial, dan Dinas Penjaga Perbatasan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky seperti dikutip dari AP, Jumat (21/3/2025).

Pemimpin Ukraina mengatakan pada hari Selasa (18/3) bahwa membebaskan semua tawanan perang serta warga sipil yang ditangkap akan menjadi langkah penting menuju perdamaian dan dapat membantu membangun kepercayaan antara kedua negara. Dia telah berulang kali menyerukan pertukaran tawanan "all-for-all" (semua untuk semua).

Pertukaran tawanan perang ini terjadi saat diskusi yang sedang berlangsung tentang gencatan senjata sementara yang dapat menghentikan perang terus berlanjut.

Tak lama setelah pertukaran terjadi di dekat perbatasan utara kedua negara yang bertikai, puluhan keluarga yang cemas bergegas ke sebuah rumah sakit di wilayah Chernihiv Ukraina untuk menerima tawanan yang dibebaskan.

Di antara mereka adalah Aliona Skuibida yang berusia 28 tahun yang telah berkampanye selama hampir tiga tahun untuk memulangkan tunangannya, Andrii Orel. Ia ditangkap pada bulan April 2022 selama pertempuran brutal di Mariupol, yang akhirnya jatuh ke tangan pasukan Rusia.

Skuibida, anggota Marine Corps Strength Association (Asosiasi Kekuatan Korps Marinir), mengatakan mereka akan menikah segera setelah dia kembali dari medan perang tetapi dia malah jatuh ke tangan Rusia.

"Penahanan bukanlah cara untuk bertahan hidup,” kata Skuibida, seraya menambahkan bahwa banyak tentara yang kembali dari penangkapan Rusia dengan membawa tanda-tanda penyiksaan.

Namun pada hari Rabu (19/3), Skuibida siap merayakan kepulangan Orel dengan balon biru dan kuning serta kue. "Ulang tahunnya sehari sebelumnya,” ucap sang tunangan.

Beberapa bus kemudian memasuki halaman rumah sakit. Saat tentara yang lemah dan tampak kelelahan keluar dari kendaraan, wajah mereka berseri-seri. Beberapa tersenyum, memperlihatkan gigi yang tanggal.

 

Promosi 1

Tidak Percaya Sudah di Rumah

Ilustrasi bendera Ukraina. (Unsplash)
Ilustrasi bendera Ukraina. (Unsplash)... Selengkapnya

"Sampai saya melihat bendera kami, saya tidak percaya bahwa saya sudah di rumah," kata Oleksandr Savov yang berusia 46 tahun. "Lalu saya menciumnya." Di sebelahnya berdiri putrinya, Anastasiia Savova, 25 tahun, yang tidak mendengar kabar dari ayahnya selama hampir tiga tahun. Dia dengan setia menulis surat yang tidak pernah mendapat balasan saat dia ditawan.

“Yang saya inginkan sekarang hanyalah kedamaian, semangkuk borscht, kesempatan untuk mandi, dan berbaring di tempat tidur yang bersih,” kata Oleksandr Savov. Dia yakin mengalami penurunan berat badan sekitar 20 kg selama penahanannya sejak Mei, dengan mengatakan kondisinya "dingin dan lembap", dengan gizi buruk dan tidak ada perawatan medis.

Savov yang berusia 46 tahun, menunjukkan kepada reporter Associated Press (AP) tangannya yang dipenuhi ruam merah.

Saat keluarga-keluarga berkumpul kembali, masih ada yang hilang. Beberapa orang berjalan di antara kerumunan, membawa foto-foto kerabat mereka yang hilang, dengan putus asa bertanya kepada tawanan perang yang dibebaskan apakah mereka melihat mereka.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah membebaskan 22 tawanan Ukraina yang terluka parah "sebagai isyarat niat baik". Zelenskyy mengatakan bahwa mereka dipulangkan melalui proses negosiasi terpisah. Awalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji untuk membebaskan 23 tawanan ketika ia berbicara dengan Presiden AS Donald Trump tentang kemungkinan gencatan senjata parsial. Tidak ada komentar langsung tentang alasan perubahan jumlah tersebut.

Tentara dan pejuang yang terluka parah yang telah dituntut Rusia atas tuduhan yang dibuat-buat termasuk di antara mereka yang dibebaskan, kata Zelenskyy, sambil berjanji bahwa: "Ukraina mengenang setiap pahlawannya, dan kami akan membawa semua orang pulang."

 

Pertukaran Tawanan Terjadi Sepanjang Perang Rusia Vs Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama wawancara dengan FOX News Channel di Washington, Jumat (28/2/2025).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Dok.  AP/Jose Luis Magana)... Selengkapnya

Pertukaran tawanan telah terjadi sepanjang perang, dan pertukaran pada hari Rabu (19/3) telah direncanakan sebelum panggilan telepon dengan presiden AS.

Petro Yatsenko, kepala kantor pers di Ukraine’s Coordination Headquarters for the Treatment of POWs (Markas Besar Koordinasi Ukraina untuk Perawatan Tahanan Perang), menekankan bahwa pertukaran tawanan memerlukan persiapan yang matang.

“Pertukaran ini bukan peristiwa spontan. Butuh waktu berbulan-bulan perencanaan yang matang – bukan hanya beberapa hari atau minggu,” kata Yatsenko, seraya menambahkan bahwa pertukaran terakhir terjadi pada 5 Februari. "Dan kami telah bekerja terus-menerus sejak saat itu untuk mempersiapkan yang ini.”

Menurut Markas Besar Koordinasi Ukraina untuk Perawatan Tahanan Perang, sejak dimulainya invasi Rusia, lebih dari 4.000 tawanan Ukraina, termasuk warga sipil dan warga asing, telah dibebaskan.

Adapun prajurit Ukraina yang dibebaskan telah ditangkap saat mempertahankan beberapa wilayah, termasuk Mariupol, pabrik baja Azovstal, Donetsk, Luhansk, Kherson, Kharkiv, Mykolaiv, Zaporizhzhia, Sumy, dan Kursk.

"Semua yang kembali akan menerima bantuan medis dan psikologis segera," kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan di Telegram. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada tim Ukraina yang bekerja pada pertukaran tahanan dan mitra internasional, khususnya Uni Emirat Arab, karena memfasilitasi pertukaran tersebut.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagian besar tawanan perang Ukraina mengalami kelalaian medis, penganiayaan berat dan sistematis, dan bahkan penyiksaan saat berada dalam tahanan. Ada juga laporan terpisah tentang penyiksaan oleh tentara Rusia, sebagian besar selama penangkapan atau transit ke tempat penahanan.

Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya