Liputan6.com, Jakarta - Bumi mengalami perputaran pada porosnya atau rotasi dalam rentang waktu sekitar 24 jam. Namun, tahukah kamu bahwa rotasi bumi tak selalu sama dan sempurna?
Nyatanya, rotasi bumi ini tidak sepenuhnya mengikuti jangka waktu 24 jam, melainkan berlangsung selama 23 jam 56 menit. Perbedaan kecil ini menunjukkan bahwa rotasi bumi bersifat dinamis dan terus berubah sepanjang waktu.
Perubahan atau fluktuasi panjang hari di Bumi menjadi perhatian para ilmuwan. Melansir laman Science Alert pada Kamis (23/01/2025), para peneliti ETH Zürich di Swiss berhasil mengungkap faktor lain yang menyebabkan perubahan kecil dalam rotasi bumi baru-baru ini.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Dalam studi berjudul "Length of Day Variations Explained in a Bayesian Framework" yang diterbitkan di jurnal Advancing Earth and Space Sciences pada 26 November 2024, para ilmuwan menunjukkan bahwa bumi mengalami berbagai fluktuasi dalam durasi siklus hariannya.
Fluktuasi tersebut terjadi karena bumi bergerak mengelilingi Matahari dengan kecepatan tinggi, yaitu sekitar 107.000 kilometer per jam. Kecepatan ini, dikombinasikan dengan pengaruh tarikan gravitasi, menyebabkan variasi dalam durasi rotasi harian planet Bumi.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan pemodelan teoritis dan observasi untuk mengukur fluktuasi tersebut. Mereka juga memperhitungkan berbagai faktor lain yang memengaruhi fluktuasi tersebut, termasuk perubahan volume es di kutub, distribusi massa air di lautan, serta sifat elastis kerak bumi.
Dengan menggunakan teknologi jaringan saraf berbasis kecerdasan buatan, peneliti menggabungkan data dari medan magnet bumi untuk meningkatkan keakuratan pengamatan mereka. Data ini juga dikombinasikan dengan hasil dari penelitian sebelumnya yang memberikan sejarah rotasi bumi berdasarkan data gerhana dan okultasi bulan hingga tahun 720 SM.
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa pengaruh pergeseran massa es dan air di Bumi terhadap durasi rotasi ternyata lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Sebaliknya, fluktuasi pada rentang waktu milenial konsisten dengan model magnetohidrodinamika inti fluida terluar bumi yang telah disederhanakan.
Artinya, perubahan yang terjadi di dalam inti bumi berperan lebih signifikan dalam memengaruhi durasi rotasi harian dibandingkan faktor permukaan seperti pergeseran es dan air. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa fluktuasi durasi siklus harian bumi dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, termasuk tarikan gravitasi bulan, pergerakan lambat kerak bumi yang bersifat elastis, serta perubahan volume air yang memengaruhi distribusi massa dan rotasi bumi.
Para peneliti menemukan bahwa fluktuasi yang disebabkan oleh pergerakan aliran berskala besar di inti fluida bumi terjadi sebesar dua hingga tiga milidetik dalam skala dekade. Sementara itu, fluktuasi jangka panjang yang terjadi setiap seribu tahun berkisar antara tiga hingga empat milidetik.
Lebih jauh lagi, penelitian ini menunjukkan bahwa rotasi bumi yang tidak selalu sama disebabkan oleh perubahan kecil yang terjadi pada inti bumi, terutama dalam skala dekade. Perubahan ini mencakup variasi dalam aliran fluida inti bumi yang memengaruhi medan magnet global dan dinamika rotasi planet.
Selain itu, interaksi antara inti fluida dengan lapisan mantel bumi juga dapat menyebabkan variasi rotasi yang lebih signifikan. Meskipun para ilmuwan telah berhasil mengidentifikasi banyak faktor yang memengaruhi fluktuasi rotasi bumi, penyebab fluktuasi jangka panjang tertentu masih belum sepenuhnya terungkap.
Para peneliti mencatat bahwa meskipun periodenya cenderung konsisten, fluktuasi ini tetap sulit dijelaskan dibandingkan fluktuasi yang disebabkan oleh inti bumi maupun faktor lainnya. Dengan demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme di balik variasi rotasi bumi secara lebih mendalam.
(Tifani)