Mengenal Rotasi Bumi dan Planet Terkunci Pasang Surut

Planet berbatu berada di zona layak huni sekitar bintang katai-M disebut dengan Bumi-M. Bumi-M berbeda dengan bumi kita.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Nov 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2024, 03:00 WIB
rotasi-bumi-140128c.jpg
rotasi bumi

Liputan6.com, Jakarta - Bumi berputar pada porosnya atau disebut dengan berotasi dengan kecepatan sekitar 1.670 kilometer per jam. Fenomena ini membawa dampak signifikan pada kehidupan di permukaan bumi, salah satunya muncul pergantian waktu siang dan malam.

Namun rupanya, tidak semua planet memiliki siklus siang dan malam. Hal ini terjadi karena planet-planet ini memiliki rotasi yang sangat lambat atau bahkan terikat secara gravitasi dengan bintang atau planet lain, sehingga tampak seolah-olah tidak berotasi.

Hal ini terungkap dari survei eksoplanet terperinci yang diterbitkan pada 2013. Melansir Phys pada Kamis (31/10/2024), para astronom memperkirakan ada 41 persen bintang katai-M yang memiliki planet yang mengorbit di zona 'Goldilocks'.

Goldilocks adalah zona di mana jarak planet tersebut memiliki suhu yang tepat untuk mendukung keberadaan air cair. Planet-planet tersebut berpotensi menampung air cair, salah satu tanda-tanda kehidupan.

Namun, belum diteliti secara pasti apakah benar-benar ada kehidupan di sana. Jika benar, maka di zona Goldilocks saja sudah ada sebanyak 28,7 miliar planet, bahkan jenis bintang lain pun belum diperhitungkan.

Planet berbatu berada di zona layak huni sekitar bintang katai-M disebut dengan Bumi-M. Bumi-M berbeda dengan bumi kita.

Salah satunya dikarenakan planet berbatu tersebut lebih dekat dengan bintang kata-M yang lebih dingin daripada matahari. Gravitasi bintang menarik sisi dekat planet lebih kuat daripada ke sisi jauhnya, sehingga menciptakan gesekan yang memperlambat rotasi planet.

Akibatnya, selama ribuan tahun planet mengalami rotasi dan orbit yang sinkron. Hal ini berdampak pada Bumi-M yang kemungkinan besar terkunci pasang surut.

Artinya, satu belahan planet selalu menghadap ke matahari, sementara belahan lainnya selalu membelakangi matahari. Planet yang terkunci pasang surutnya mengalami satu tahun sama dengan satu hari.

Dapat disimpulkan bahwa Bumi-M tidak memiliki siang dan malam, bahkan musim. Planet yang terkunci pasang surut jelas memiliki kehidupan yang berbeda dengan bumi.

 

Terkunci Pasang Surut

Salah satu contoh objek antariksa yang terkunci pasang surut adalah bulan, satelit bumi. Bulan terikat pada gravitasi bumi, sehingga selalu menunjukkan sisi yang sama.

gaya gravitasi bumi menarik bagian dekat bulan lebih kuat daripada bagian jauh. Hal ini menyebabkan bulan berotasi dengan kecepatan yang sama dengan periode orbitnya.

Bulan membutuhkan sekitar 27,3 hari untuk berputar pada porosnya dan juga memerlukan waktu yang sama untuk mengelilingi bumi. Selain bulan, planet Venus juga termasuk planet yang terkunci gravitasi.

Meskipun Venus tidak terikat secara gravitasi dengan matahari seperti bulan dengan bumi, rotasi yang lambat dan posisinya dalam tata surya membuatnya terkunci.

Terlebih, Venus berputar pada porosnya dalam arah yang berlawanan dengan orbitnya, yang dikenal sebagai rotasi retrograde. Venus memiliki periode rotasi yang sangat lambat, yaitu sekitar 243 hari bumi.

Hal ini membuat satu hari di Venus lebih panjang daripada satu tahun Venus. Planet merah ini memerlukan sekitar 225 hari Bumi untuk mengelilingi matahari.

Dikutip dari laman NASA pada Kamis (31/10/2024), salah satu eksoplanet yang juga terkunci pasang surut adalah Proxima Centauri b. Planet ini berada di sistem bintang Proxima Centauri yang berada di zona layak huni bintang tersebut.

Para astronom memperkirakan Proxima Centauri b mungkin terikat pasang surut dengan Proxima Centauri. Hal ini berarti satu sisi planet selalu menghadap bintangnya, sementara sisi lainnya berada dalam kegelapan.

Hal ini menyebabkan planet tersebut memiliki kondisi iklim dan cuaca yang ekstrem. Sisi yang selalu menghadap Proxima Centauri akan menerima cahaya dan panas terus-menerus, sehingga suhu bisa sangat tinggi.

Sebaliknya, sisi yang gelap mungkin mengalami suhu yang sangat rendah, menciptakan perbedaan yang ekstrem. Jika Proxima Centauri b memiliki atmosfer, perbedaan suhu yang tajam bisa menyebabkan angin yang sangat kuat dan cuaca yang tidak stabil.

Angin dapat bergerak dari sisi dingin ke sisi panas, menciptakan sistem cuaca yang dinamis. Keberadaan air cair di permukaan planet mungkin sangat bergantung pada kondisi atmosfer dan distribusi suhu.

Jika atmosfer cukup tebal dan hangat, ada kemungkinan air dapat ada dalam bentuk cair di area tertentu, meskipun sebagian besar permukaan mungkin terlalu panas atau terlalu dingin.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya