Liputan6.com, Jakarta - Alpha Centauri merupakan sistem bintang terdekat dari bumi, terletak sekitar 4,37 tahun cahaya dari tata surya. Sistem bintang ini terdiri dari tiga bintang utama, yakni Alpha Centauri A, Alpha Centauri B, dan Proxima Centauri.
Alpha Centauri A dan B membentuk sistem bintang biner yang saling mengorbit dengan periode sekitar 79,91 tahun. Sedangkan Proxima Centauri adalah katai merah yang lebih kecil dan lebih redup, mengorbit pada jarak yang jauh dari pasangan utama.
Sistem ini sedang bergerak mendekati bumi dengan kecepatan sekitar 79.000 km per jam. Para astronom memperkirakan bahwa dalam waktu sekitar 28.000 tahun ke depan, Alpha Centauri akan mencapai titik terdekatnya dengan Tata Surya, mendekat hingga sekitar 3,26 tahun cahaya.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Science Alert pada Senin (17/02/2025), sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Planetary Science Journal menyelidiki kemungkinan material dari Alpha Centauri telah mencapai Tata Surya kita. Meskipun sistem bintang yang matang seperti Alpha Centauri biasanya tidak banyak mengeluarkan material, keberadaan tiga bintang dan beberapa planet dalam sistem ini meningkatkan kemungkinan adanya hamburan gravitasi yang dapat melepaskan partikel dari sistem tersebut.
Partikel-partikel ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti tabrakan antar asteroid, aktivitas komet, atau bahkan sisa-sisa planet yang mengalami disrupsi akibat gaya gravitasi ekstrem dalam sistem Alpha Centauri. Partikel-partikel tersebut, jika memiliki kecepatan yang cukup tinggi, dapat terdorong keluar dari sistem dan menuju ruang antar bintang.
Model yang digunakan dalam penelitian ini memperkirakan bahwa jumlah partikel yang berasal dari Alpha Centauri dengan ukuran lebih dari 100 meter dan telah memasuki Awan Oort—wilayah terluar Tata Surya yang dipenuhi benda es—bisa mencapai satu juta. Namun, mendeteksi objek-objek ini sangatlah sulit karena jaraknya yang masih sangat jauh dari Matahari dan rendahnya tingkat refleksi cahaya mereka.
Selain itu, para ilmuwan juga meneliti kemungkinan partikel yang lebih kecil mencapai atmosfer bumi dan muncul sebagai meteor. Namun, perjalanan partikel dari Alpha Centauri ke bumi bukanlah sesuatu yang mudah.
Partikel-partikel kecil ini harus melewati berbagai hambatan, seperti medan magnet antarbintang, hambatan dari medium antarbintang, serta potensi penghancuran akibat tabrakan dengan partikel lain atau efek sputtering (proses erosi akibat tumbukan partikel berenergi tinggi).
Berdasarkan penelitian, hanya partikel dengan ukuran minimal 3,3 mikrometer yang mampu bertahan dalam perjalanan dari Alpha Centauri ke bumi. Partikel yang lebih kecil dari ukuran ini kemungkinan besar akan mengalami degradasi sebelum mencapai atmosfer bumi.
Dari perhitungan yang dilakukan, diperkirakan bahwa sekitar 10 partikel dari Alpha Centauri dapat terdeteksi sebagai meteor di atmosfer bumi setiap tahunnya. Jumlah ini bisa meningkat hingga sepuluh kali lipat dalam 28.000 tahun ke depan, ketika Alpha Centauri mencapai titik terdekatnya dengan Tata Surya.
Jika penelitian ini terbukti benar, maka partikel dari Alpha Centauri yang jatuh ke bumi bisa menjadi bahan studi yang sangat berharga untuk memahami lingkungan sistem bintang lain, komposisi material antarbintang, serta sejarah dinamika Tata Surya kita dalam interaksinya dengan objek-objek dari luar sistem ini.
Selain itu, adanya kemungkinan bahwa material dari sistem bintang lain telah mencapai tata surya juga membuka wawasan baru tentang pertukaran material antarbintang, yang berimplikasi pada studi asal usul kehidupan.
(Tifani)