Thailand Pertimbangkan Tembok Perbatasan dengan Kamboja untuk Atasi Penipuan Online

Seperti apa wacana pembangunan tembok ini? Berikut selengkapnya.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 04 Mar 2025, 10:01 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 10:01 WIB
Ilustrasi Myanmar, Thailand, dan Kamboja.
Ilustrasi Myanmar, Thailand, dan Kamboja. (Dok. Tangkapan layar dari Google Maps)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bangkok - Pemerintah Thailand pada Senin (3/3/2025) mengaku sedang mempelajari gagasan pembangunan tembok di sebagian perbatasan mereka dengan Kamboja untuk mencegah penyeberangan ilegal, seiring dengan upaya multi-nasional untuk membongkar jaringan besar pusat penipuan online yang semakin meluas.

Menurut PBB, upaya pemberantasan terhadap pusat penipuan online di Asia Tenggara semakin diperluas. Fokus utama adalah di perbatasan Thailand yang rentan, khususnya dengan Myanmar dan Kamboja. Dalam beberapa tahun terakhir, ratusan ribu orang telah menjadi korban perdagangan manusia oleh geng kriminal di wilayah tersebut.

Pada akhir pekan, polisi Thailand menerima 119 warga negara Thailand yang dipulangkan oleh otoritas Kamboja. Pemulangan ini dilakukan setelah penggerebekan di Kota Poipet berhasil menyelamatkan lebih dari 215 orang dari sebuah kompleks penipuan online.

"Jika itu dilakukan, bagaimana caranya? Apa hasilnya dan bagaimana itu akan memecahkan masalah? Ini masih dalam tahap studi," kata juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub, mengenai proposal tembok tersebut, tanpa merinci panjangnya seperti dikutip dari CNA, Selasa (4/3).

Pemerintah Kamboja belum menanggapi gagasan pembangunan tembok tersebut.

Mengantre untuk Bebas

Ilustrasi penipuan online.
Ilustrasi penipuan online. (Dok. deeznutz1)... Selengkapnya

Thailand dan Kamboja berbagi perbatasan sepanjang 817 km. Kementerian Pertahanan Thailand sebelumnya telah mengusulkan pembangunan tembok untuk memblokir area perbatasan sepanjang 55 km antara Provinsi Sa Kaeo di Thailand dan Poipet di Kamboja, yang saat ini hanya dilindungi oleh kawat berduri. Area ini merupakan lokasi rawan penyeberangan ilegal karena kondisi geografisnya yang memudahkan akses.

Pusat penipuan online dilaporkan telah beroperasi selama bertahun-tahun di Asia Tenggara, menjerat orang-orang dari berbagai negara hingga sejauh Afrika Barat.

Mereka menghadapi pengawasan yang lebih ketat setelah penyelamatan aktor China, Wang Xing, pada Januari. Wang Xing dibujuk ke Thailand dengan janji pekerjaan, namun kemudian diculik dan dibawa ke pusat penipuan online di Myanmar.

Di Myawaddy, Myanmar, lebih dari 7.000 orang asing - sebagian besar dari China - menunggu untuk menyeberang ke Thailand, yang sedang berkoordinasi dengan kedutaan besar untuk mencoba mempermudah repatriasi mereka.

Ratusan orang asing yang diselamatkan dari kompleks penipuan tersebut kini terdampar dalam kondisi tidak menentu di kamp milisi yang kumuh. Mereka berjuang untuk menemukan jalan pulang. Sementara itu, seorang anggota parlemen Thailand terkemuka pekan lalu menyatakan bahwa tindakan keras yang diambil masih belum cukup. Dia memperkirakan sekitar 300.000 orang telah terlibat dalam operasi penipuan di kompleks-kompleks di Myawaddy saja.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya