Netanyahu Pecat Kepala Badan Intelijen Domestik Israel meski Ada Protes Besar

Netanyahu yang berusia 75 tahun, yang pertama kali berkuasa di Israel pada 1996 dan telah menjabat sebagai perdana menteri selama 17 tahun, menjadi pusat dari kritik pendemo.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 21 Mar 2025, 10:54 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 10:54 WIB
Ronen Bar
Kabinet Israel menyetujui pemecatan Ronen Bar sebagai kepala badan keamanan domestik Israel, Shin Bet. (Dok. Gil Cohen-Magen/Pool photo via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tel Aviv - Kantor perdana menteri Israel menyatakan bahwa kepala Shin Bet, badan intelijen domestik Israel, telah diberhentikan. Hal ini diumumkan setelah Benjamin Netanyahu mengaku dia telah kehilangan kepercayaan padanya dan meskipun ada tiga hari protes terhadap keputusan ini.

"Pemerintah secara bulat menyetujui proposal Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri masa jabatan ... Ronen Bar," bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip The Guardian.

Bar akan meninggalkan jabatannya ketika penggantinya ditunjuk atau paling lambat pada 10 April. Bar, yang masa jabatannya seharusnya berakhir tahun depan, diangkat oleh pemerintahan Israel sebelumnya yang sempat memaksa Netanyahu keluar dari kekuasaan antara Juni 2021 dan Desember 2022.

Hubungannya dengan Netanyahu telah tegang bahkan sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, terutama terkait reformasi peradilan yang diusulkan yang telah memecah belah negara.

Dan keduanya semakin memburuk setelah laporan internal Shin Bet tentang serangan Hamas dirilis pada 4 Maret. Laporan itu mengakui bahwa Shin Bet gagal mencegah serangan tersebut, tetapi juga menyoroti bahwa "kebijakan menjaga ketenangan" justru memberi kesempatan bagi Hamas untuk memperkuat kemampuan militernya secara besar-besaran.

Shin Bet, yang memiliki kewenangan luas, juga sedang menyelidiki para ajudan dekat Netanyahu atas dugaan pelanggaran keamanan nasional, termasuk membocorkan dokumen rahasia ke media asing dan menerima uang dari Qatar, yang diketahui telah memberikan bantuan keuangan signifikan kepada Hamas.

Netanyahu juga menghadapi kemungkinan hukuman penjara di akhir pengadilan korupsi yang sedang berlangsung.

Bar sebelumnya telah memberi sinyal bahwa dia akan mengundurkan diri sebelum akhir masa jabatannya, sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan agensinya dalam mencegah serangan Hamas.

Da tidak menghadiri rapat kabinet, namun dalam surat yang dikirim kepada para menteri, dia menyatakan bahwa keputusan untuk memecatnya "sepenuhnya dicemari oleh … konflik kepentingan" dan didorong oleh "motif yang sama sekali berbeda, tidak relevan, dan pada dasarnya tidak dapat diterima."

Promosi 1

Demo Warnai Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)... Selengkapnya

Selama tiga hari terakhir, para demonstran yang memprotes keputusan memecat Bar bergabung dengan para pengunjuk rasa yang marah atas keputusan untuk melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza, yang mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan, sementara 59 sandera Israel masih berada di wilayah Palestina.

Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, serangan Israel dalam tiga hari terakhir telah menewaskan setidaknya 592 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Para pengunjuk rasa di Yerusalem meneriakkan, "Israel bukan Turki, Israel bukan Iran", dan merujuk pada serangkaian langkah terbaru Netanyahu yang mereka sebut sebagai "lampu merah" bagi demokrasi Israel. Salah satunya adalah upaya belum pernah terjadi sebelumnya untuk memecat Bar. Langkah lainnya adalah upaya Netanyahu dan sekutunya untuk menggulingkan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, yang berpendapat bahwa memecat Bar dari jabatannya mungkin melanggar hukum.

Amir Fuchs, pakar hukum di Israel Democracy Institute, berpendapat, "Netanyahu memiliki masalah yang ingin ia selesaikan dengan memusatkan kekuasaan sebanyak mungkin dan menyingkirkan semua pengawas serta profesional ... tetapi ini tidak sejalan dengan kepentingan negara Israel, hanya dengan kepentingan perdana menteri dan pemerintahannya."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya