Apa Dampak Radiasi Matahari untuk Para Astronaut?

Angka radiasi di Bulan ini 200 kali lebih besar daripada level radiasi di permukaan bumi. Sebab, tanpa perlindungan atmosfer dan magnetosfer bumi, mereka terpapar langsung oleh radiasi berenergi tinggi yang dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan serius.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 22 Mar 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2025, 01:00 WIB
Ini Dia Penampakan Gerhana Matahari Hasil Rontgen di Langit Depok
Mengingat bahaya yang ditimbulkan dari radiasi sinar matahari bila dilihat secara langsung, maka ibu tersebut memilih menggunakan foto rontgen untuk menjadi saksi langsung sejarah gerhana matahari.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Studi terbaru menemukan bahwa astronaut masa depan yang akan mendarat di Bulan. Mereka akan menyerap radiasi sebesar 60 microsievert setiap jam.

Angka radiasi di Bulan ini 200 kali lebih besar daripada level radiasi di permukaan bumi. Sebab, tanpa perlindungan atmosfer dan magnetosfer bumi, mereka terpapar langsung oleh radiasi berenergi tinggi yang dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan serius.

Tak hanya di Bulan, risiko paparan radiasi juga meningkat signifikan selama misi luar angkasa, terutama yang berlangsung lama seperti perjalanan ke Mars.Lalu, apa saja bahaya radiasi matahari untuk para astronaut?

Melansir laman Space pada Jumat (21/03/2025), radiasi matahari terdiri dari partikel bermuatan dan sinar ultraviolet yang dapat merusak sel-sel tubuh. Salah satu efek yang dikhawatirkan adalah kerusakan DNA, yang dapat memicu perkembangan kanker.

Selain itu, paparan radiasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan katarak, mempercepat penuaan, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat astronaut lebih rentan terhadap infeksi. Radiasi juga dapat merusak jaringan pembuluh darah dan jantung, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada astronaut yang menjalani misi jangka panjang.

Penelitian menunjukkan bahwa radiasi matahari di luar angkasa juga dapat merusak saraf otak astronaut, yang berpotensi mengganggu fungsi kognitif dan memori. Efek ini dikenal sebagai "space brain," yang berhubungan dengan penurunan konsentrasi, pengambilan keputusan yang lebih lambat, dan potensi gangguan mental dalam jangka panjang.

Selain itu, badai matahari yang kuat dapat meningkatkan radiasi yang datang secara tiba-tiba, menempatkan astronaut pada risiko keracunan radiasi akut yang bisa berakibat fatal. Badai matahari ini dapat menghasilkan partikel bermuatan berenergi tinggi yang mampu menembus struktur pesawat luar angkasa, sehingga menyebabkan kerusakan serius pada tubuh manusia jika tidak ada perlindungan yang memadai.

Untuk mengurangi dampak negatif ini, para ilmuwan mengembangkan berbagai langkah pencegahan. Pesawat luar angkasa dan stasiun luar angkasa internasional dirancang dengan pelindung radiasi untuk melindungi penghuni dari paparan berlebih.

Selain itu, misi luar angkasa direncanakan sedemikian rupa untuk menghindari periode aktivitas matahari yang tinggi. Para astronaut juga dilengkapi dengan sensor radiasi pribadi untuk memantau tingkat paparan mereka secara real-time.

Langkah-langkah tambahan yang sedang dikembangkan mencakup penggunaan bahan pelindung inovatif seperti hidrogen dalam struktur pesawat karena sifatnya yang efektif menyerap radiasi. Penelitian terbaru juga mengeksplorasi penggunaan material berbasis air yang dapat dipasang di dinding pesawat luar angkasa sebagai pelindung tambahan.

Selain perlindungan teknis, persiapan biologis menjadi penting. Para astronaut menjalani pelatihan intensif untuk menghadapi dampak radiasi, termasuk konsumsi antioksidan yang dapat membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radiasi.

Diet yang kaya nutrisi dan suplemen tertentu seperti vitamin C dan E juga dianjurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tantangan terbesar adalah misi ke Mars atau eksplorasi ruang angkasa yang lebih dalam, di mana perlindungan dari medan magnet bumi tidak lagi tersedia.

Oleh karena itu, peneliti terus mengembangkan teknologi pelindung radiasi yang lebih efektif dan strategi misi yang mempertimbangkan faktor radiasi untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para astronaut.

(Tifani)

Promosi 1

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya