Kematian Gadis Korban Nikah Paksa Saat Malam Pertama Diselidiki

Bocah 8 tahun ini meninggal dunia karena mengalami luka dalam yang sangat parah saat malam pertama pernikahan paksa.

oleh Riz diperbarui 14 Sep 2013, 22:52 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2013, 22:52 WIB
tewas-menikah-130910b.jpg

Pada usianya yang masih seumur jagung, gadis di Yaman harus mengalami perlakuan yang tak seharusnya didapatkan. Bocah 8 tahun ini meninggal dunia karena mengalami luka dalam yang sangat parah saat malam pertama pernikahan paksa.

Atas kejadian ini, Pemerintah Yaman tengah menyelidiki dan berjanji akan menangani kasus ini dengan serius dan akan menyeret mereka yang bertanggung jawab.

"Pemerintah (Yaman) tengah menangani kasus ini secara serius dan mereka yang bertanggung jawab akan diadili," kata Asisten Perdana Menteri Mohammed Salem, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (14/9/2013).

Pegiat hak asasi Yaman Arwa Othman mengatakan, bocah itu meninggal setelah berhubungan badan dengan suami yang berumur 5 kali lipat usianya.

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mendesak pemerintah untuk menyelidiki kasus itu. "Tanpa penundaan dan menindak semua yang bertanggung jawab atas kejahatan itu," katanya,

Selain itu, Ashton juga meminta pemerintah Yaman harus menetapkan undang-undang berisi usia minimal untuk menikah.

Human Rights Watch juga mendesak pemerintah Yaman untuk melarang pernikahan anak di bawah usia 18 tahun. Organisasi hak asasi ini mengatakan sekitar 14% perempuan Yaman dinikahkan sebelum usia 15 tahun dan 52% sebelum usia 18 tahun.

Selama ini, banyak keluarga miskin di Yaman yang mengizinkan anak perempuan mereka menikah demi uang. Berdasarkan laporan PBB, sekitar setengah dari penduduk Yaman yang berjumlah 24 juta jiwa mengalami kekurangan pangan dan air bersih.

"Aku Bukan Barang Dagangan"

Hal serupa terjadi pada bocah lain di Yaman, Nada Al-Ahdals. Gadis 13 tahun itu menentang keras rencana perjodohan yang dirancang oleh orangtuanya sendiri.

"Kalau menikah sekarang, aku tidak bisa meraih kehidupan yang kuinginkan," kata Nada.

"Aku bukan barang dagangan. Aku manusia. Aku lebih baik mati daripada menikah pada usia sekarang," sambung dia.

Gadis ini menuturkan, ibunya lah yang telah menyusun pernikahannya dengan orang yang jauh lebih tua dengan kekayaan berlimpah.

"Banyak gadis lain yang nasibnya seperti aku, bunuh diri. Menceburkan diri ke laut," ungkap Nada.

"Mereka membunuh harapan dan mimpi kami. Ini jelas tindakan kriminal," serunya.

Dalam wawancara kepada media lokal, National Yemen, ia juga menegaskan tidak akan mau menikah sekarang. Banyak mimpi yang ingin dia kejar.

"Aku punya banyak mimpi. Aku tak mau menikah sekarang," cetusnya.

Namun pernikahan tetap berlangsung hingga pada akhirnya, gadis itu meninggal dunia saat malam pertama. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya