Liputan6.com, Jakarta Orangtua kerap khawatir dan panik bila anak balitanya sulit makan. Agar tidak kekurangan nutrisi, orangtua berbondong-bondong mencari substitusinya. Susu yang disebut bisa mengganti makanan diberikan, begitu juga suplemen vitamin. Bolehkah anak mendapat suplemen vitamin?
Orang dewasa sepertinya sudah biasa mengonsumsi suplemen multivitamin. Mereka yang sulit mencari asupan makanan yang bergizi, atau sering kelewatan makan, seringkali mengompensasinya dengan tambahan vitamin.
Bagaimana dengan batita atau balita? Apakah suplemen vitamin ini benar-benar dibutuhkan oleh mereka?
Advertisement
Secara umum, seperti disebutkan dalam buku FitKids,Jumat (18/7/2014) batita membutuhkan sekitar 1.000-1.200 kalori setiap harinya. Kalori ini dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya.
Hanya saja, pada usia tertentu, anak balita mulai suka pilih-pilih makanan. Kalau hal itu dibiarkan, anak bisa jadi hanya menyukai makanan tertentu saja.
Padahal, makanan anak haruslah beragam. Keragaman makanan diperlukan mengingat tidak ada satu jenis makanan pun yang bisa menyediakan seluruh nutrisi yang dibutuhkan anak.
Bagi anak yang tidak sulit makan, tentunya tak masalah karena kebutuhan kalori dan nutrisi bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari.
Akan menjadi masalah pada anak yang sulit makan atau suka memilih makanan. Kemungkinan anak mengalami kekurangan kalori dan nutrisi pun bisa terjadi.
Suplemen vitamin kemudian dijadikan pilihan para orangtua guna “menyumpal” kekurangan zat gizi. Hanya saja, menurut Dr. Dida Gurnida, Sp.A(K), M.Kes., konsultan nutrisi dan metabolik anak dari RS Hasan Sadikin Bandung, memberikan suplemen vitamin harus disertai dengan indikasi yang terjadi pada anak.
Diakui oleh Dr. Dida, saat bayi mendapat makanan pendamping ASI, ada kemungkinan mereka mengalami kekurangan vitamin, terutama bila makanan pendamping tidak diberikan secara benar.
Ada Alasannya
Tidak minum susu atau tidak cukup mendapat sinar matahari, sehingga rentan kekurangan vitamin D, beberapa jenis penyakit kronis, seperti intoleransi atau alergi makanan, menjadi alasan dalam pemberian suplemen pada anak. Ini artinya, suplemen vitamin diberikan harus dengan alasan yang jelas.
Itu pun harus sesuai dengan petunjuk dokter karena ini akan berpengaruh terhadap jumlah suplemen yang diberikan bagi balita setiap harinya. Apakah sesuai dengan jumlah asupan harian yang direkomendasikan atau tidak.
“Dokter yang akan menentukan apakah seorang anak membutuhkan suplemen vitamin atau tidak,” ujar dokter spesialis anak lulusan FK Universitas Padjajaran Bandung ini.
Anak satu dengan yang lain tentu tidak akan mendapat suplemen yang sama karena kasusnya bisa berbeda-beda.