Liputan6.com, Jakarta Selain Marshanda, masih banyak artis lainnya yang mempekerjakan ibu kandungnya sebagai manajer. Sebut saja Nikita Willy, Gracia Indri, dan Citra Kirana. Sebagai manajer, sang ibu akan mengatur semua jadwal anaknya di dunia keartisan. Mulai dari jadwal syuting, pemotretan, hingga `ngamen` di banyak tempat.
Tak heran bila nantinya para ibu diklaim sebagai orang yang memperlakukan sang anak sebagai `ATM berjalan`. Padahal, cap yang terdengar sadis belum tentu benar.
Kebanyakan artis mengaku, dengan ibu kandungnya sebagai manajer, akan merasa aman, merasa lebih mengerti dirinya, dan lebih mengetahui apa yang menjadi kemauannya, dan tahu apa yang tidak diinginkannya.
Tapi, Psikolog Rose Mini mengatakan, apakah benar seorang ibu yang belum pernah mengatur kehidupan orang lain, dalam hal ini pekerjaan, mampu menjadi manajer yang baik bagi anaknya sendiri? Belum tentu.
"Manajer itu seharusnya me-manage semuanya, tidak hanya jadwal syuting, melainkan juga hidup dari anak ini. Kalau bisa seperti itu tidak menjadi masalah, tapi kalau tidak bisa, itu yang masalah. Jadi, menurut saya tidak usalah ibu atau kakaknya yang jadi manajer," kata Dr. Rose Mini A.p., M.Psi saat diwawancarai Health Liputan6.com di Ampera Raya, Cilandak, Jakarta, ditulis Sabtu (9/8/2014)
Karena adanya rasa takut uang jerih payahnya selama ini dibawa kabur manajer, lanjut Rose Mini, anak-anak ini memilih ibunya sebagai manajer. Rose Mini pun mempertanyakan, apakah tidak ada cara lain untuk mengantisipasi agar si manajer tidak membawa kabur uangnya tersebut? "Padahal `kan, bisa saja begitu tandatangan kontrak, uangnya dikirim ke rekening si artis," kata Rose Mini menerangkan.
Mengapa baik ibu tidak disarankan untuk menjadi manajer dari anak kandungnya sendiri? Sebab, sewaktu ibu berperan menjadi seorang ibu sesungguhnya, akan berbeda jauh saat dia ia berperan sebagai manajer. Seorang ibu, kata Rose Mini, memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengayomi sang anak, dan mengajarkan segala sesuatu yang baik untuk dikerjakannya.
"Kalau manajer `kan, hanya me-manage waktu saja, sehingga nanti perannya jadi rancu. Menurut saya, lebih baik yang me-manage anaknya adalah orang yang benar-benar berprofesi di bidang seperti itu, sementara ibu tetap saja menjadi seorang ibu," kata Rose Mini menekankan.
Psikolog Tak Anjurkan Ibu Jadi Manajer Artis Bagi Anaknya
Tak heran bila nantinya para ibu diklaim sebagai orang yang memperlakukan sang anak sebagai `ATM berjalan`
diperbarui 09 Agu 2014, 10:00 WIBDiterbitkan 09 Agu 2014, 10:00 WIB
Selama jumpa pers, Riyanti Sofyan hanya memberi pernyataan tanpa menerima pertanyaan dari wartawan, Jakarta, Jumat (8/8/14). (Liputan6.com/Panji Diksana)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
2,4 Juta Tiket KA Ludes Terjual, Tembus 223 Ribu Penumpang Sehari
Antusias Perkuat LavAni, Taylor Sander Ingin Juara PLN Mobile Proliga 2025
Kisah Muslim yang Tak Pernah Berdzikir Selama Bertahun-tahun, Nasibnya Mengerikan!
Sudjiwo Tejo Sindir Vonis 6,5 Tahun Penjara Harvey Moeis: Konsisten Majakin daripada Rampas Harta Koruptor
14 Wisata Pangalengan yang Memukau, Destinasi Ideal untuk Liburan Singkat
Doa Jokowi untuk Cucu Terakhir di Syukuran Akikah
Kawanan Begal Sasar Warkop di Jaktim, Pelaku Bacok Penjaga dan Rampas Ponsel
Kripto Ini Bangkit pada 2024, Bagaimana Nasibnya 2025?
4 Tips Memilih Batik yang Cocok dengan Warna Kulit agar Tampil Lebih Menawan dan Elegan
Model Baju Wanita Atasan Batik yang Akan Ngetren di Tahun 2025, Suka yang Mana?
4 Tanda Anda Mengonsumsi Terlalu Banyak Garam, Perhatikan Kondisi Tubuh
Trump Janji Terapkan Hukuman Mati bagi Pemerkosa hingga Pembunuh