Liputan6.com, Jakarta Penelitian telah menjadi barang wajib di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), termasuk penelitian yang berkaitan dengan pengobatan secara menyeluruh (Paripurna) bagi para pasien lanjut usia. Dengan penatalaksanaan semacam ini, prosedur pengobatan pun menjadi sederhana.
Dr. dr. Czeresna Heriawan S, SpPD(K), menceritakan bahwa sebelum 1996, sembilan puluh persen pasien usia lanjut kerap mengidap lebih dari satu penyakit, yang membuat dia harus bertemu dengan lebih dari satu orang dokter. Ada yang mengidap empat macam penyakit, dan ada pula yang lebih dari itu. Belum lagi ditambah dengan penyakit penyerta lainnya.
"Misalnya, ada yang mengidap penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, dan regenerasi dengan penyakit penyerta jantung koroner. Karena dulu belum ada paripurna, mau tak mau pasien harus menemui satu per satu dokter sesuai dengan jenis penyakitnya," kata dia di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis (4/12/2014)
Beban lain yang harus diderita oleh para pasien adalah harus mengonsumsi lebih dari satu macam obat. "Taruhlah satu penyakit obatnya tiga macam, secara otomatis dia harus makan 12 obat," kata Heriawan menambahkan.
Kondisi semacam ini sudah jelas sangat membahayakan diri dari pasien tersebut, plus risiko keracunan obat yang harus mereka tanggung.
"Belum soal efek samping dari obat-obatan yang mereka minum, lan berbahaya sekali," kata dia.
Melihat kondisi memprihatinkan ini, sejumlah dokter mencari cara bagaimana menyerderhanakan pengobatan bagi pasien usia lanjut. Setelah dibahas secara bersama-sama, disepakati kalau para dokter dari masing-masing penyakit yang diidap oleh pasien tersebut harus 'duduk bareng' untuk menentukan pengobatan yang tepat bagi pasien.
Menurut Heriawan, dengan cara seperti ini para dokter saling mengetahui jenis obat apa yang harus diberikan kepada mereka. "Dengan duduk bersama-sama, apa pun yang mereka tahu harus saling memberikan rekomendasi, dan harus dikemukakan bersama dengan keputusan yang diambil secara bersama-sama pula," kata dia.
Intinya, lanjut Heriawan, para dokter jadi mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasien.
"Dengan cara seperti itu juga, mereka juga akan secara bersa-sama memutuskan makanan dan minuman apa yang cocok untuk dikonsumsi, aktivitas fisik apa yang harus dilakukan, dan juga psikososial si pasien harus bagaimana," kata Heriawan.
Ada pun efek dari tindakan semacam ini, lanjut Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), adalah mampu memperpendek lama perawatan di rumah sakit.
"Dari 14 hari menjadi 11 hari. Berkurang tiga hari saja sudah memberikan kelangsungan hidup yang baik bagi pasien," kata dia.
Lebih lanjut Heriawan menjelaskan, cara berdiskusi semacam ini benar-benar mendatangkan manfaat yang baik bagi pasien, apalagi bagi pasien yang mengidap 10 macam penyakit.
"Kalau yang sepuluh, waktunya itu nggak cukup dan berantakan. Senin ke Poliklinik kencing manis, Selasa, Rabu sampai Sabtu ke poliklinik lainnya. Itu baru 6, nanti dilanjut lagi di hari Senin," kata Heriawan.
Akhirnya, karena mendatangkan banyak manfaat bagi pasien usia lanjut, tindakan paripurna masih berlangsung hingga sekarang, dan diperuntukkan khusus bagi orang tua.
"Karena memang pada orang tua penyakitnya itu lebih kompleks. Biar cepat sembuh, digunakanlah cara paripurna ini," kata Heriawan menekankan.
Penelitian Ilmuwan RSCM demi Tingkatkan Mutu Hidup Pasien
Penelitian telah menjadi barang wajib di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hasilnya membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
diperbarui 04 Des 2014, 17:15 WIBDiterbitkan 04 Des 2014, 17:15 WIB
Penelitian telah menjadi barang wajib di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hasilnya membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Piala Suhandinata 2024: Lawan China di Final, Indonesia Ingin Juara
Begini Cara yang Benar Membaca Al-Fatihah dalam Sholat Menurut Buya Yahya
PRT Kamboja Dideportasi dari Malaysia Gegara Kritik Pemerintah
Kumpulan Hoaks yang Beredar Lewat WhatsApp, Simak Daftarnya
Kartu Ka Gi Ni, Inovasi Edukasi Kesehatan Gigi untuk Anak Tuli
Thailand Tak Lagi Murah Buat Jalan-jalan, Apa yang Terjadi?
Hari Batik Nasional di Garut, Perajin Batik Berharap Naik Kelas
Jadwal dan Link Live Streaming MotoGP Jepang 2024, Sabtu 5 Oktober 2024 di Vidio: Kualifikasi dan Sprint Race
Kebijakan Ganjil Genap Jakarta: Pengecualian Akhir Pekan dan Panduan Lengkap bagi Pengendara
Jadikan Diri Kelinci Percobaan, Mahasiswa Ini Makan 720 Telur Ayam Sebulan
Heboh, Baek Yerin Tuduh Lagu OST Ha Sung Woon Jiplak Karyanya hingga Sindir Terang-terangan di Instagram
Brand Kosmetik Lokal Luncurkan Serum Skin Barrier yang Pemakaian Salah Satu Bahannya Disunahkan dalam Islam