Liputan6.com, Sri Lanka - Peneliti tengah berjibaku mencari tahu penyebab utama dari penyakit ginjal misterius yang menyerang ribuan penduduk di Sri Lanka selama dua puluh tahun. Bak Sherlock Holmes, peneliti terus mencari jawaban atas teka-teki penyakit aneh yang turut menyerang penduduk di India dan Amerika Tengah.
Menurut mereka ketiga wabah penyakit ini memiliki benang merah yang sama, para korban adalah pria muda yang berprofesi sebagai tukang kebun, serta pengidap diabetes dan tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko dari penyakit ginjal.
Untuk sementara waktu peneliti menyebut para penduduk di tiga negara mengalami bentuk yang sangat jarang dari kerusakan ginjal yang dikenal dengan penyakit tubulo-interstitial, yang terjadi akibat dehidrasi berat dan keracunan.
Dilihat dari kondisi yang ada di `lapangan`, wajar bila sementara waktu peneliti menyebut penyakit ginjal misterius ini dengan tubulo-interstitial. Sebab para korban yang berjatuhan berasal dari wilayah geografis yang cukup subur dan panas. Selain itu, sebagian besar korban kerap berhubungan langsung dengan pestisida cukup berat, serta kurang minum dan hanya minum air tanah setempat.
Meski penemuan sementara ini berpotensi besar untuk mengungkapkan apa yang terjadi di Sri Lanka, para peneliti belum membuktikan secara langsung bahwa kondisi itu benar-benar bersalah.
Sebagai seorang Pakar Epidemiologi di Boston University, Daniel Brooks yakin bila pelaku utamanya dapat diidentifikasi, wabah dari penyakit ginjal misterius yang terjadi sejak 1990 dapat dihentikan, dan korban tewas dapat berkurang. "Saya benar-benar yakin kalau penyakit ginjal misterius ini dapat dicegah," kata Daniel dikutip dari Publicintegrity, Kamis (22/1/2015)
Sayang, ketika ini dibicarakan kepada pemerintah Amerika Tengah, mereka tidak setuju begitu saja. Padahal, catatan Center for Public Integrity telah menemukan fakta bahwa jumlah penduduk di El Savador dan Nikaragua yang tewas akibat penyakit ginjal misterius lebih banyak dari diabetes, HIV AIDS, dan leukimia dalam lima tahun terakhir.
Situs Publicintegrity menyebut lebih dari 16.000 orang di Amerika Tengah tewas akibat penyakit ginjal misterius sejak 2005 hingga 2009. Menurut analisis data yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah ini tiga kali lipat sejak 1990.
Di Sri Lanka sendiri, WHO menyebut ada 8.000 orang menderita penyakit ginjal misterius yang masih belum diketahui penyebab utamanya. Meski banyak sumber yang menyebutkan kalau angka ini dua kali lipat lebih besar.
Sedangkan di negara bagian India, Andhra Prades, lebih dari 1.500 orang telah dirawat karena penyakit ginjal misterius sejak 2007.
"Ada kebutuhan untuk menghubungkan semua titik di antara wabah-wabah yang berbeda ini," kata Nephrologist di Harvard Medical School, Dr Ajay Singh. "Namun terlebih dahulu kami harus mencari penyebab umumnya," kata dia menambahkan.
Berhubung pemerintah Amerika Tengah ngotot bahwa penyakit ginjal misterius yang terjadi di sana adalah penyakit ginjal yang tidak diketahui asal-muasalnya atau chronic kidney disease of unknown origin (CKDu), tanggapan yang diberikan kepada mereka pun telah terbagi-bagi. Karena menurut mereka CKDu disebabkan oleh diabetes, obesitas atau hipertensi, sejumlah masalah yang dihadapi oleh individu yang tinggal di negara berkembang.
"Nephrologist dan profesional kesehatan masyarakat dari negara-negara kaya yang sebagian tidak asing lagi dengan masalah seperti ini skeptis kalau ini benar-benar ada," kata Direktur Regional Program Kerja dan Kesehatan di Amerika Tengah, Dr Catharina Wesseling.
Maka itu, Catharina berharap respons dari badan-badan internasional negara bagian Utara harus lebih kuat.
Ditemukan Nama Lain Dari Penyakit Ginjal Misterius di Sri Lanka
Sementara waktu, peneliti menyebut penyakit ginjal misterius di Sri Lanka dengan tubulo-interstitial.
Diperbarui 22 Jan 2015, 14:21 WIBDiterbitkan 22 Jan 2015, 14:21 WIB
Sementara waktu, peneliti menyebut penyakit ginjal misterius di Sri Lanka dengan tubulo-interstitial.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cuaca Jabodetabek Jumat 25 April 2025: Waspada Potensi Hujan Ringan hingga Lebat Hari Ini
Top 3: Mengapa Logam Mulia Emas Disebut Safe Haven
9 Kombinasi Warna Perabot Rumah dengan Pink Saran dari Ahli, Terlihat Mewah
Kacang Pistachio Dikabarkan Mulai Langka Gara-gara Tren Cokelat Dubai
Mengulik Kemampuan Nightography Samsung Galaxy A56 5G Bareng Akbar Nugroho
Top 3 Islami: Muslim Idolakan CR7 dan Messi, Bolehkah? Tata Cara Sholat Hajat dan Doa agar Lolos UTBK SNBT 2025
Gunung Lewotobi Laki-Laki 4 Kali Erupsi Jumat Pagi 25 April 2025, Kolom Abu Capai 3.500 Meter
Kuasa Hukum Hasto: Sumber Uang Suap PAW DPR RI dari Harun Masiku
IMX 2025 Semarang Siap Digelar, Hadirkan Modifikasi Kelas Dunia dengan Budaya Lokal
Diutus Prabowo, Jokowi Bertolak ke Vatikan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Daya Tarik Pantai Sambolo, Destinasi Wisata Alam Cantik di Anyer
Menpora Resmikan Pembangunan Arena Olahraga Es Bertaraf Internasional Pertama di Indonesia