Liputan6.com, Jakarta Ajak bayi berkomunikasi sejak masih dalam kandungan seperti disampaikan dokter spesialis anak yang mengajar di Departemen Kesehatan Anak, Universitas Udayana, Bali, I Gusti Ayu Trisna Windiani.
"Mulai stimulus bayi dengan mengobrol sejak bayi masih dalam kandungan usia trisemester kedua. Pada usia ini fungsi pendengaran sudah terbentuk dan berfungsi. Selain diajak dengan mengobrol bisa juga stimulus dengan musik," terang perempuan yang akrab dipanggil dokter Trisna dalam acara Johnson's 'So Much More' di Senayan City, Jakarta ditulis Sabtu (28/2/2015).
Baca Juga
Lalu, saat lahir bayi terus ajak bayi mengobrol meski ia masih 'mengucapkan' pesan lewat tangisan. "Ibu yang bondingnya baik akan tahu kapan bayi menangis saat lapar, dingin, atau resah," ungkap Dr. Rini Sekartini, dr. Sp.A (K) dalam acara yang sama.
Advertisement
Mengajaknya mengobrol adalah salah satu cara untuk mestimulus bayi untuk belajar. Nah, tahapan perkembangan bicara bayi itu ada rentang umur. Dimulai dari menangis kemudian usia 3-4 bulan pada umumnya anak akan berbicara ooo--aaa-- atau vokalisasi. Lalu usia 5-6 bulan ia baru bisa bilang ma-ma-ma. Baru di usia 10-12 bulan bisa mengucapkan mama atau papa. Lalu, pada usia 18 bulan seorang anak bisa mengucapkan 6-10 kata dengan tepat.
Dokter Rini menekankan bahwa orangtua wajib memantau perkembangan bicara anak. Ketika anak terlambat bicara, berarti ada stimulasi yang tidak tepat diberikan oleh orangtua.
Menurut sebuah studi seperti dikutip dari lembar fakta Johnson's, bayi yang diajak bercakap-cakap memiliki kosakata yang lebih luas ketika menginjak dua tahun.
Baca Juga: