Liputan6.com, Jenewa- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengajak masyarakat dunia agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi gula. WHO merekomendasikan agar asupan gula tidak lebih dari enam sendok teh per hari untuk menghindari obesitas dan kerusakan gigi.
Panduan yang dikeluarkan WHO merekomendasikan untuk menjaga asupan gula hanya kurang dari 10 persen dari total asupan energi harian.
"Kami memiliki bukti bahwa dengan menjaga asupan gula kurang dari 10 persen dari total asupan energi bisa mengurangi risiko kelebihan berat badan, obesitas dan kerusakan gigi," terang Director of WHO’s Department of Nutrition for Health and Development, dr. Francesco Branca.
"Bila negara mendukung hal ini akan jadi kunci untuk mengurangi beban penyakit tidak menular," tambah Branca seperti dilansir laman resmi WHO pada Jumat (6/3/2015).
Advertisement
Asupan gula yang dimaksud adalah gula tambahan yakni monosakarida (seperti glukosa dan fruktosa) dan disakarida (sukrosa atau gula meja) yang biasanya ditambahkan pada makanan dan minuman oleh masyarakat sendiri, produsen. Misalnya pada saat pembuatan teh atau kopi yang diberi gula, lalu sirup dan jus dalam kemasan.
Namun WHO tidak membatasi asupan gula alami yang terdapat dalam buah, sayur dan susu. Tidak ada laporan yang menyebabkan efek samping akibat mengonsumsi gula bersumber ketiga sumber makanan tersebut.
Yang jadi masalah adalah kini banyak gula 'tersembunyi' dalam makanan sehingga membuat orang tidak sadar sedang mengonsumsi gula. Misalnya kecap, satu sendok makan kecap mengandung sekitar satu sendok teh gula, lalu minuman bersoda ukuran kaleng mengandung gula sekitar 10 sendok teh.
Kala Anda sudah mengetahui asupan gula yang sedang dikonsumsi, perhatikan dan coba hitung untuk mencegah kerusakan gigi dan obesitas.Â
Â
Baca Juga:Â