Liputan6.com, Jakarta Sempat didiagnosis memiliki penyakit menular seksual, Marie Cuthbertson ternyata mengalami alergi air mani. Akibat penyakit itu, dia sering kesakitan saat bercinta sehingga mengalami peradangan vagina.
"Akhirnya, sepuluh tahun lalu, saya dirujuk ke rumah sakit genitourinary (bagian yang khusus menangani masalah genital) Dokter di sana mengatakan, saya alergi seks. Solusinya, menggunakan kondom. Tapi ini begitu menyiksa saya," kata Marie pada Dailymail, Selasa (19/5/2015).
Dosen ilmu reproduksi di Manchester Metropolitan University, Dr Michael Carroll mengatakan, 12 persen wanita mungkin memiliki kondisi tersebut. Namun dokter umum sering salah mendiagnosis gejala karena ada kesamaan gejala antara dermatitis dan beberapa penyakit menular seksual.
"Biasanya, alergi seks ini dialami wanita berusia 20-30 tahun. Dan gejalanya akan muncul segera atau satu jam setelah berhubungan seks," katanya.
Di sisi lain, ilmuwan Australia percaya sensitivitas ini bisa menjadi faktor yang mempengaruhi endometriosis (gangguan yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim).
"Endometriosis disebabkan oleh sel-sel endometrium yang melapisi rahim bermigrasi ke indung telur, lapisan panggul belakang rahim dan bagian atas vagina. Hal ini juga terkait dengan infertilitas namun penyebabnya tidak diketahui dan belum ada obatnya," ungkapnya.
Lantas mengapa ada sejumlah wanita yang mengalaminya? Dalam sebuah studi baru yang dilakukan Dr Jonathan McGuane dari University of Adelaide, disebutkan bagaimana air mani menciptakan perubahan pada tubuh perempuan.
Ahli imunologi yang menjadi penulis studi tersebut, Profesor Sarah Robertson, mengungkapkan bagaimana hormon (TGF-1) mengubah lapisan rahim sehingga menjadi lebih subur dan lebih kebal terhadap infeksi. "Jadi mungkin ada efek flip-side," katanya.
Yang menarik, dalam kasus yang jarang terjadi, laki-laki juga bisa alergi terhadap air mani mereka sendiri. Mereka mengalami penyakit seperti flu, dengan rasa sakit, kemerahan dan ketidaknyamanan yang mempengaruhi kepala, mata, hidung, tenggorokan dan otot, kelelahan ekstrim dan sulit berkonsentrasi. Satu kasus yang dilaporkan pada Maret di The Journal Of Sexual Medicine, mencatat seorang pria Cina yang menderita ruam saat terkena air mani nya. ]
Saat ini paramedis masih mencari tahu penyebab reaksi alergi ini.
Advertisement