Liputan6.com, Jakarta Bayi yang lahir dengan proses normal secara eksklusif mendapat mikroba yang menguntungkan dari sang ibu saat melewati jalan lahir. Berbeda dengan bayi yang lahir melalui proses caesar, yang mendapatkan mikroba dari lingkungan. Namun, sebuah penelitian menemukan cara agar bayi yang lahir caesar tetap bisa mendapat mikroba menguntungkan yang ditransfer dari ibunya.
Mikroba menguntungkan itu diambil dari vagina sang ibu dan diberikan ke bayi setelah operasi caesar.
Baca Juga
Selama ini mikroba yang pertama kali diperoleh bayi lahir dengan operasi caesar sebagian besar dari lingkungan, termasuk benda bersih seperti lampu dan dinding, dan sel-sel kulit dari orang lain di ruang bersalin. Dan beberapa ahli meyakini mikroba tersebut sebenarnya bisa memengaruhi kesehatan seumur hidup sang anak.
Advertisement
Baca Juga
Dr Maria Gloria Dominguez-Bello, seorang profesor kedokteran di New York University dan penulis utama laporan yang diterbitkan di Nature Medicine mengatakan, sebuah penelitian telah menemukan cara agar bayi bisa mendapat mikroba menguntungkan dari ibunya.
Namun, penelitian tersebut masih memerlukan studi lebih lanjut pada bayi yang dilahirkan dengan cara caesar selama bertahun-tahun untuk mengetahui bahwa metode tersebut bisa melindungi bayi dari masalah kekebalan tubuh dan metabolisme.
Beberapa studi epidemiologi menunjukkan bayi C-section cenderung berisiko tinggi untuk mengembangkan gangguan kekebalan tubuh dan metabolisme, termasuk diabetes tipe 1, alergi, asma, dan obesitas.
Para ilmuwan berteori kunci yang hilang pada anak memainkan peran besar dalam membentuk sistem kekebalan tubuh dari saat lahir dan seterusnya.
Untuk mengganti mikroba ini, beberapa orangtua telah berpaling ke sebuah prosedur baru yang disebut transfer mikroba vagina.
Cairan vagina seorang ibu yang mengandung bakteri penting seperti lactobacillus, yang membantu mencerna susu manusia, dikumpulkan sebelum operasi dan diusap ke seluruh tubuh bayi satu atau dua menit setelah lahir.
"Paparan pertama mikroba pada bayi dapat membentuk sistem kekebalan dini dalam mengenali teman dan musuh," kata Dominguez-Bello seperti dilansir Bostonglobe, Rabu (3/2/2016).