Liputan6.com, Jakarta - Rekaman video warga memarahi suami dari ibu dan anak korban tewas akibat banjir di Sukabumi sedang viral di media sosial. Lokasi kejadiannya di Kampung Gumelar, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 7 Maret 2025. Video viral tersebut yang ramai beredar di sejumlah akun media sosial, termasuk di akun Instagram @infojabodetabekjur24 dan @infodepok24 pada Sabtu, 8 Maret 2025.
Hal itu bermula saat seorang ibu dan anak balitanya ditemukan tewas berpelukan setelah rumah mereka diterjang banjir Sukabumi. Korban bernama Santi alias Zahra (40 tahun) dan anaknya, Nurul (3), ditemukan setelah sebelumnya dinyatakan hilang akibat terjangan banjir.
Advertisement
Baca Juga
Dalam video viral yang beredar, tampak beberapa warga bergantian melampiaskan emosi mereka dengan meneriakkan cacian kepada suami dari kedua korban tewas. Warga menuding sang suami bersikap cuek dan lebih mementingkan urusan pribadi atau tetap berdagang dibanding mencari keluarganya yang hilang.
Advertisement
Warga lebih dibuat geram karena sang suami diduga telah berbohong tentang keberadaan istri dan anaknya yang disebut selamat usai banjir bandang menerjang Palabuhanratu. Pria yang disebut bermama Aang itu sempat mengklaim istri dan anaknya selamat dan telah mengungsi ke wilayah Cikakak.
Pernyataan sang suami ini juga terekam dalam sebuah video yang dibagikannya di Facebook dan telah beredar luas di akun media sosial lainnya. Ketua RW 22 Kampung Gumelar Reza membenarkan adanya dugaan kebohongan Aang yang berbuntut memicu kemarahan warga.
"Semalam saya cek langsung ke pasar, saya tanya ke dia soal anak dan istrinya. Dia bilang istrinya sudah pulang ke Cikakak. Jawabannya selalu sama setiap kali ditanya," kata Reza.
Namun begitu kedua jenazah korban ditemukan, warga menyadari sang suami sudah berbohong. Mereka emosi lantaran melihat Aang tetap menjalankan aktivitasnya di toko kelontongan tanpa menunjukkan kepedulian. Tak ada rasa sedih jika melihat ekspresi Aang. Sementara orang lain sibuk mencari korban banjir yang merupakan istri dan anaknya.
Respons Warganet Terbelah
Situasi yang sempat memanas itu bisa kabarnya diredam setelah polisi mengamankan Aang guna menghindari tindakan anarkistis warga. Namun ada juga kabar menyebutkan bahwa para warga yang membawa Aang untuk diperiksa di Polsek Pelabuhanratu.
Belum diketahui bagaimana penyelidikan polisi terhadap Aang, yang jelas videonya mengundang beragam respons dari warganet. Banyak yang heran dan menghujat sang suami yang terlihat tidak sedih sama sekali meski istri dan anaknya meninggal dunia. Tapi sejumlah warganet juga meminta agar tidak menghakimi Aang karena mungkin saja terjadi salah paham.
"Liat video pas dievakuasinya sedih bgt yaAllah😢 kasih sayang seorang ibu, anaknya didekap😢 Al-Fatihah udh almarhumah 😢," komentar seorang warganet.
"Kehilangan istri sm anak ehh lakinya santai2 aja....justru warga malah peduli 😢," sahut warganet lain.
"Masalahnya bapak ini ga ada muka muka merasa bersalah atau sedih istri dan anaknya ga ada 😢," sebut yang lain.
"Parah ini bapaknya," kata warganet yang lain.
"Musibah ga ada yg tau, Mau nangis juga ga hidup lagi... Sabar ya pak,,,, anak istri mu di ambil sang pencipta ke surga," ujar yang lain
"Sebelum kita menghakimi, apakah kita berada di posisi Bapak tersebut? Berdagang juga dalam rangka jihad mencari nafkah keluarga. Bapaknya terlihat tenang mungkin karena memahami bahwa itu ujian. Kita tidak tau sesakit apa rasa di dada Beliau. Memang mudah menghakimi seseorang," timpal warganet lainnya.
Advertisement
Penemuan Korban Ibu dan Anak
Sebelumnya diberitakan, seorang ibu bernama Santi alias Zahra dan anaknya yang bernama Nurul yang dilaporkan hilang menjadi korban banjir pada Kamis, 6 Maret 2025 ditemukan tak bernyawa di antara puing bangunan bercampur sampah.
Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta Ahmad Rizkiansyah mengatakan, kedua korban ditemukan pada Jumat, 7 Maret 2025 pukul 13.30 WIB dan langsung dievakuasi ke RSUD Palabuhanratu. Pencarian terhadap dua korban banjir Sukabumi ini sempat ditunda, karena medan di lokasi bencana yang masih tergenang air disertai material sampah.
"Kedua korban bisa ditemukan bersama-sama ini ibu dan anak kalau untuk kesulitannya seperti yang lihat di belakang banyak sekali sampah tumpukan sampah kita temukan terkubur di dalam tumpukan sampah," terang Ahmad, dilansir dari kanal Regional Liputan6.com, Sabtu, 8 Maret 2025.
Dia mengungkapkan, saat ditemukan posisi korban ibu dan anak ini saling memeluk di antara puing bangunan bercampur sampah, pada radius sekitar 5 meter dari rumah korban. "Ibu dan anak ditemukan dalam kondisi berpelukan pada saat dievakuasi, ditemukan pada radius 5 meter dari lokasi rumahnya di antara tumpukan sampah akibat banjir," ungkapnya.
Kedua korban tak sempat menyelamatkan diri saat arus sungai Cipalabuan meluap dengan cepat hingga merusak rumah warga di sekitarnya, termasuk rumah korban.
Banjir di 26 Kecamatan di Sukabumi
"Pada saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh," jelasnya. Hingga kini tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap lima orang lainnya. Sementara, ada tiga orang korban jiwa yang telah tercatat dalam kejadian banjir dan longsor ini.
BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat pada Kamis dan Jumat (6-7 Maret 20225) data sementara longsor dan banjir ini terjadi pada 26 kecamatan, dengan total rumah rusak sebanyak 26 rumah. Ada 7 rumah yang masuk kategori rusak berat.
"Data sementara, 157 KK (328 jiwa) mengungsi, 3 orang meninggal dunia yakni 1 orang dari Kecamatan Simpenan dan 2 orang dari Kecamatan Palabuhanratu. Kemudian korban hilang atau dalam pencarian sebanyak 5 orang, yakni 2 orang di Kecamatan Simpenan dan 3 orang di Kecamatan Lengkong," ucap Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna.
Adapun 26 kecamatan tersebut diantaranya Kadudampit, Curug Kembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampang Tengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, Cikakak, Cicantayan, Cisolok, Sukaraja, Caringin, Cikidang, Jampang Kulon, Purabaya, Cidadap, Surade.
Advertisement
