Kenali Faktor Risiko Stroke yang Tak Bisa Diubah

Penyakit stroke kerap disebut Brain Attack karena suplai oksigen dan nutrien ke otak terganggu. Sejumlah faktor dapat menjadi pemicunya

oleh Fitri Syarifah diperbarui 02 Mar 2016, 20:37 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2016, 20:37 WIB
4 Langkah untuk Mengetahui Apakah Seseorang Terserang Stroke
Langkah-langkah ini dapat mendeteksi serangan stroke yang terjadi pada seseorang.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit stroke memang tak bisa disepelekan. Penyakit ini biasanya terjadi tiba-tiba akibat sumbatan pembuluh darah atau pendarahan di otak. Tingginya kadar kolesterol jahat menjadi salah satu pemicunya.

Seperti disampaikan dokter spesialis saraf yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Pusat otak Nasional (RS PON), dr Mursyid Bustami, Sp. S(K)., KIC., MARS penyakit stroke kerap disebut Brain Attack karena suplai oksigen dan nutrien ke otak terganggu. Sejumlah faktor dapat menjadi pemicunya, seperti:

- Merokok
- Darah tinggi
- Diabetes
- Dislipedemia (koleseterol tinggi)
- Sindroma metabolik
- Gangguan irama jantung
- Kegemukan (obesitas) 

Beberapa faktor lain, ternyata tidak dapat dicegah, seperti:

- Usia

Menurut Mursyid, usia 40 tahun ke atas paling banyak mengalami stroke.

- Ras/etnik

Terutama kulit hitam, risiko stroke lebih tinggi ketimbang kulit putih.

- Laki-laki

Risiko laki-laki terkena stroke memang lebih besar ketimbang perempuan. Mursyid mengatakan, perempuan dilindungi oleh hormon estrogen yang membuatnya kebal akan penyakit kardiovaskular.

- Riwayat stroke dalam keluarga

Faktor genetik atau riwayat keluarga menderita stroke bisa menjadi langkah awal Anda untuk memeriksakan diri. Mursyid menyarankan, bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga sebaiknya mengontrol kesehatan 3-6 bulan sekali.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya