Mengintip Museum Penis di Islandia

Sebagai negara yang didaulat paling aman di dunia, Islandia juga memiliki pesona pariwisata lain yang memberikan pengalaman berbeda.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 14 Apr 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2016, 15:30 WIB
Museum Penis
Sebagai negara yang didaulat paling aman di dunia, Islandia juga memiliki pesona pariwisata lain yang memberikan pengalaman berbeda.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai negara yang didaulat paling aman di dunia, Islandia juga memiliki pesona pariwisata lain yang memberikan pengalaman berbeda. Seperti misalnya saat Anda mengunjungi museum Falologi Islandia yang di dalamnya terdapat ratusan penis hewan dan manusia.

Seperti diberitakan, the Sun Kamis (14/4/2016), museum ini mengoleksi spesimen penis dari setiap mamalia di Islandia, termasuk beberapa spesies yang terancam punah di perairan Islandia.

ac

Pameran ini merupakan karya pensiunan guru sekolah Sigurdur Hjartarson, yang begitu terpesona dengan alat kelamin setelah diberi penis banteng waktu kecil. Ketika ia bekerja sebagai kepala sekolah di sebuah sekolah menengah pada 1974, beberapa rekannya yang bekerja di sebuah tempat perburuan paus juga menyumbang penis ikan laut tersebut. Ide konyol membuat museum penis mamalia bermula dari situ.

Pada 1997, dia mendirikan museum ini. Ketika itu koleksinya telah mencapai 62 spesimen penis dan hingga kini barang-barang museum dikelola oleh anaknya, Hjortur Gisli Sigurdsson.

SC

Saat ini terdapat 280 spesimen dari 93 spesies hewan termasuk 55 penis ikan paus, 118 penis mamalia darat dan 36 penis pria. Menurut Hjartarson, koleksi penis pertama ia dapatkan pada 2011. Ketika itu salah satu orang dari empat donor mengaku ingin sekali menyumbangkan penisnya.

"Sayangnya ekstraksi dari pemiliknya tidak berjalan sesuai rencana dan malah layu dalam botol," kata Hjartarson.

Hjartarson bercerita bagaimana penis ikan paus biru paling membuat penasaran para wisatawan. Mungkin, kata Hjartarson, karena penis ikan ini memiliki panjang hingga 170 cm dengan berat 70 kilogram. Sedangkan penis terkecil dimiliki hamster, butuh kaca pembesar untuk melihatnya.

Penis-Museum

Untuk mengawetkan dan menjaga bentuk penis, kata dia, bukan persoalan mudah. Sebab pihak pengelola harus rutin mengecek formalin, proses pengeringan, dan penggaraman. 

Penis-Museum

"Jika ada sebuah museum vagina di Italia, maka saya hanya akan mengumpulkan organ laki-laki," ucap Hjartarson.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya