5 Alasan Pasutri Sulit Punya Anak

Tak semua pasangan bisa memiliki anak karena beberapa faktor.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 04 Mei 2016, 18:29 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 18:29 WIB
Sulit punya anak
Faktor lingkungan juga memengaruhi kesuburan pasutri.

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran buah hati dalam suatu pernikahan tentu akan menjadi pelengkap dalam kehidupan rumah tangga. Namun tak semua pasangan bisa memiliki anak karena beberapa faktor.

Selain menunda kehamilan, faktor usia dan lingkungan ternyata memengaruhi pasutri untuk memiliki momongan. Berikut ini dr. Irsal Yan, SpOG dari Klinik Fertilitas Teratai menyampaikan beberapa alasan pasangan yang sulit memiliki anak, seperti:

1. Kesuburan

Masalah kesuburan ini sangat kompleks. Sebab masalahnya ternyata bukan hanya dari wanita melainkan dari sperma pria juga.

Berdasarkan data, infertilitas karena faktor istri mencakup 45 persen. Masalahnya bisa terdapat pada saluran telur (40 persen), ovulasi (15-25 persen), periterium atau endometriosis (25 persen), mulut rahim (5 persen) dan rahim (5 persen).

Sedangkan faktor suami sekitar 40 persen. Masalahnya kemungkinan berasal dari pengeluaran sperma (3 persen), kelainan produksi dan pematangan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan (6 persen), faktor imunologik atau antibodi, antisperma (2,9 persen) serta faktor gizi. Sisanya 10-15 persen merupakan faktor-faktor yang tidak terjelaskan.

 

2. Usia

Menunda kehamilan bisa menjadi faktor sulitnya wanita mendapatkan keturunan. Sebab menurut Irsal, pasutri lebih banyak berpikir masa depan anak ketimbang sistem reproduksi yang makin melemah seiring usia.

"Makin lama, pasangan itu berpikir punya anak nanti saja setelah punya rumah, mobil dan sebagainya. Padahal usia wanita 35 tahun ke atas, sistem reproduksi melemah," kata Irsal.

Dokter spesialis kandungan lain, dr Indra NC Anwar, SpOG mengibaratkan wanita seperti halnya sebuah rumah. Dia membawa gudang atau rahim yang dapat menyimpan calon buah hati.

"Secara kesuburan, wanita memiliki batasan sampai usia 35 tahun. Setelah itu kualitas reproduksi menurun karena dia sudah membawa gudang terlalu lama tidak digunakan. Di atas 45 tahun, cadangan telur juga berkurang," katanya.

3. Riwayat penyakit sebelumnya

Dalam pemeriksaan kesuburan, Irsal juga mengutamakan pengecekan riwayat penyakit pasien sebelumnya. Karena menurutnya, operasi seperti miom misalnya, dapat memengaruhi telur pada wanita.

4. Lingkungan

Faktor lingkungan juga memengaruhi kesuburan pasutri. Ditambah lagi, polusi udara yang semakin tinggi membuat pasangan di kota khususnya kesulitan memiliki anak. Selain itu faktor makanan juga memengaruhi kesuburan. "Jauhi fast food," kata Irsal.

5. Stres

Ya, faktor psikologis juga memengaruhi kesuburan. Menurut Irsal, data menunjukkan, keberhasilan bayi tabung mencapai 36 persen. Sedangkan bila pasangan stres yang tinggi menyebabkan tingkat keberhasilannya menurun sampai 19 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya