Liputan6.com, Jakarta Semua orang memiliki masalah yang berbeda-beda dalam menjaga berat badannya. Untuk itu, penanganannya pun berbeda pula.
Untuk mengedukasi masyarakat mengenai diet yang tepat, klinik LightHOUSE bersama dengan Liputan6.com, membahas mengenai banyak hal seputar berat badan dalam acara Healthy Talkshow "Pentingnya Terapi Komprehensif untuk Menangani Obesitas" yang berlangsung di SCTV Tower, Selasa (24/5/2016).
Baca Juga
Final Series Scandal 3 Penuh Aksi Menegangkan dan Konflik Emosional, Al Ghazali dan Zsazsa Utari dalam Dunia Prostitusi
Cinta, Konflik dan Kehidupan Rumah Tangga Menjadi Tema dalam Film 1 Imam 2 Makmum
Amanda Manopo dan Fedi Nuril Hadirkan Kisah Haru di Film 1 Imam 2 Makmum, Ceritanya Mengajarkan Arti Cinta dan Pengampunan
Ada tiga pakar kesehatan yang turut hadir sebagai pembicara seperti dokter pemerhati gaya hidup, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt., Psikolog Tara de Thouars, B. A, M. Psi serta pakar olahraga dr. Sophia Hage, SpKO.
Advertisement
Dalam pembahasannya, ketiga pembicara mengungkapkan cara menjaga kesehatan secara menyeluruh, mulai dari menyelesaikan akar masalah obesitas hingga bagaimana treatment yang tepat.
Seperti disampaikan dr Grace, ada banyak hal yang membuat berat badan seseorang naik-turun, bisa karena ada ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak, mutasi gen, faktor protein dalam tubuh atau hormon.
"Dalam program penurunan berat badan butuh treatment yang komperhensif yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Dengan demikian efek samping bisa ditekan dan terapi jadi lebih efektif," katanya.
Di sisi lain, Psikolog Tara lebih menekankan mengenai kontrol diri dalam menjalani pola hidup sehat, "Ketika kita bicara mengenai perilaku makan, maka kontrol diri pengaruhnya besar. Kalau misalnya godaan banyak, mampu enggak kita mengendalikan diri."
Menurut Tara, sebenarnya semua orang sudah mengetahui mana yang sehat dan bagaimana cara menurunkan berat badan, hanya saja kadang kontrol diri yang lemah membuat kita sulit menerapkannya sehingga butuh monitoring.
Tak ketinggalan, dr Sophia Hage mengingatkan kita akan kondisi sedentary atau kebiasaan seseorang yang kurang gerak. Dia menuturkan kebiasaan duduk selama 8-11 jam sehari bisa mengancam jiwa karena akan memengaruhi kesehatan. Hal ini bahkan telah diteliti oleh para ilmuwan dunia.
"Tidak cukup dengan ke gym atau olahraga yang hanya sekali-kali, karena yang lebih penting memiliki gaya hidup aktif, dibandingkan melakukan olahraga yang tidak rutin.
Serunya lagi, Sophia mengajak para blogger dan wartawan untuk bergerak aktif dengan gerakan menyenangkan. Meski gerakannya sedikit, kata dia, yang terpenting tidak duduk sehingga hal ini akan memengaruhi kesehatan.