Liputan6.com, Jakarta "Rokok membunuhmu." Kalimat tersebut bukan hanya semata-mata untuk menakuti. Merokok berpotensi "membunuh" perokok bahkan orang di sekitar para perokok secara perlahan.
Jenis perokok terbagi menjadi dua yaitu perokok aktif dan pasif. Meski disebut pasif namun sebagian besar perokok pasif memiliki kemungkinan dan risiko tinggi terhadap masalah kesehatan akibat rokok.
Baca Juga
"Sebenarnya sih dampak perokok pasif itu ada jangka pendek dan jangka panjang. Buat jangka pendek kalau yang pada anak, itu risiko untuk terkena ispa, batuk, dan lung itu lebih besar daripada yang bukan perokok pasif. Ditambah anak kan lebih rentan ya," jelas dr Feni Fitriani Taufik, spesialis Paru dari RS Persahabatan saat dihubungi Health-Liputan6.com, Rabu (1/06/2016).
Advertisement
Sebagai perokok pasif, anak mau pun orang dewasa sama-sama berisiko besar mengalami dampak akibat paparan rokok. Seperti yang dipaparkan Feni, dampak yang dirasakan perokok pasif adalah lebih sering mengalami keluhan respirasi dan pernapasan, apalagi pada perokok pasif yang memiliki asma.
"Pada penyakit asma, asmanya akan lebih sering kambuh. Lain lagi dampak yang jangka panjang, untuk yang jangka panjang lebih berisiko terkena penyakit kanker kan munculnya lama," ungkapnya.
Semakin lama perokok pasif terpapar karsinogen (zat dalam rokok yang menyebabkan kanker) dari rokok, lanjut Feni, maka risiko kankernya akan semakin besar.
Bukan hanya paparan asap rokok yang memberikan dampak jahat kepada perokok pasif. Bahkan asap atau sisa rokok yang menempel pada baju dapat dinyatakan sebagai perokok pasif yang disebut dengan "asap rokok ketiga".
"Sekarang ini ada penelitian baru tentang sisa asap rokok yang menempel di baju atau di sofa atau karpet zat karsinogennya itu tetap ada. Ya, jadi kalo mau yang terbaik tuh ya jangan ngerokok," ujar Feni.