Liputan6.com, Jakarta Serial TV yang cenderung memberikan efek candu bagi penontonnya benar-benar mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Hal ini pun ditelaah oleh salah satu profesor asal Inggris.
David Spiegelhalter ahli Statistics dan biostatistics di Cambridge University, tengah meneliti fenomena ini sejak tahun 1990. Ia menemukan efek acara televisi begitu membuat pengaruh tinggi orang Inggris terhadap aktivitas seksnya.
Spiegelhalter mengklaim penurunan aktivitas seksual pasangan di Inggris terjadi akibat keinginan menonton serial TV yang tidak dapat terbendung.
Advertisement
"Menurut saya serial fantasi di HBO membuat seseorang berkeinginan untuk terus menonton. Banyak orang yang berpikir, "OMG, aku harus menonton seluruh seri dari Game Of Thrones," jelas Spiegelhalter, dikutip dari laman Forbes, Senin (13/06/2016).
Argumen Spiegelhalter merujuk pada TV kabel atau televisi berbayar--serta perangkat internet dan gawai memiliki dampak negatif dalam aktivitas seks seseorang.
Konektivitas yang besar membuat seseorang spontan mengecek gawai juga sulit terjauh dari televisi, lanjut Spiegelhalter.
"Sederhananya, dahulu orang lebih banyak melakukan seks karena tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan, atau seks juga dijadikan alat untuk melepas rasa bosan. Namun kini kedatangan tv kabel dan internet membunuh kehidupan seks Anda," jelas Spiegelhalter.
Data statistik yang dipaparkan oleh Spiegelhalter menunjukan pada tahun 1990, rata-rata aktivitas seks orang Inggris mencapai lima kali per bulan. Namun penurunan terjadi sejak tahun 2000 menurun menjadi empat kali, disusul tahun 2010 menjadi tiga kali dalam sebulan.
Lebih dari tiga dekade tren menonton serial tv cukup mempengaruhi penurunan aktivitas seks masyarakat Inggris. Bahkan Spiegelhalter berspekulasi bahwa di tahun 2030 pasangan tidak akan berhubungan seks sama sekali jika tren menonton ini masih melekat.