Liputan6.com, Jakarta Jika sebelumnya para ahli kesehatan beranggapan hanya orang gemuk yang berisiko diabetes tipe 2, sebuah penelitian terbaru menyangkalnya.
Menurut peneliti dari University of Florida, orang kurus juga berisiko mendapat diabetes tipe 2 jika memiliki gaya hidup sedentary alias sering duduk sepanjang hari.Â
"Satu dari lima orang dewasa yang dianggap memiliki berat badan sehat beresiko terkena diabetes," ungkap peneliti. Ironisnya, sepertiga dari orang kurus di atas usia 45 tahun juga memenuhi kriteria pradiabetes.
Advertisement
Pradiabetes merupakan orang yang memiliki kadar glukosa darah lebih tinggi tetapi tidak cukup untuk diagnosis diabetes. Kondisi ini menempatkan orang itu berada pada risiko tinggi diabetes tipe 2 dan berbagai masalah kardiovaskular.
"Penemuan ini menimbulkan keprihatinan," ujar peneliti, dikutip dari laman Dailymail, Minggu (17/7/2016).
Pemimpin penelitian, Dr Arch Mainous III dari Universitas Florida mengatakan, saat ini mungkin sedang terjadi epidemi diabetes dan butuh strategi untuk mencegahnya.
"Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah untuk mengidentifikasi orang-orang dengan pradiabetes," katanya.
Peneliti menganalisis data orang dewasa dan anak-anak di Amerika antara 1988-1994 dan 1999-2012 dari National Health dan Nutrition Examination Survey. Mereka menganalisis peserta yang memiliki berat badan normal atau Indeks Massa Tubuh (BMI) antara 18,5-24,9 di atas usia 20 tahun yang belum didiagnosis dengan diabetes.
Namun mengejutkan, 10 persen diantaranya ternyata memiliki pradiabetes. Mereka juga menemukan persentase orang yang berusia di atas 45 dengan prediabetes meningkat sebesar 11 persen.
Saking penasaran, peneliti mengevaluasi lingkar pinggang peserta. Mereka menemukan ukuran pinggang yang tidak sehat ternyata tidak memprediksi diabetes walaupun ada sedikit peningkatan lingkar pinggang.
Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab pradiabetes pada orang yang memiliki berat badan ideal, kata Mainous.
Meskipun ia percaya diabetes bisa dicegah namun Mainous percaya, obesitas lebih berbahaya karena dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat, gula darah tinggi serta penyakit kardiovaskular.
Ia merencanakan untuk melakukan studi yang akan mengevaluasi efektivitas biaya skrining orang dewasa untuk pradiabetes.
Dalam penelitian sebelumnya disebutkan, bagaimana duduk terlalu lama mampu menurunkan penggunaan sel otot besar di tubuh, obesitas, kolesterol, hingga kematian mendadak.
Studi yang dipublikasikan dalam American Association for Cancer Research di Philadelphia juga mengungkapkan, wanita yang duduk terlalu lama berisiko tinggi menderita kanker payudara dan endometrium atau kanker dinding rahim.Â