Liputan6.com, Jakarta Kecemasan dan depresi tidak hanya menghampiri individu dewasa. Anak-anak dan remaja pun bisa mengalaminya.
Lebih dari 1 banding 10 anak usia 12 hingga 17 setidaknya mengalami satu episode depresi mayor pada 2014, ungkap data National Institute of Mental Health. Karenanya, American Academy of Pediatrics menyarankan semua anak untuk diperiksa setiap tahun untuk melihat apakah memiliki gejala depresi agar bisa ditangani sedini mungkin.
"Saya ingin mengembangkan kesadaran pentingnya mencari pengobatan sedini mungkin. Seringkali saya mengatakan pada pasien dewasa, `Saya berharap bisa menangani mereka sedari remaja sehingga tidak perlu melakukan sesi ini saat ini,`" ujar Dr David Rube, direktur medis dari psikiatri anak dan dewasa di Joe DiMaggio Children's Hospital, Hollywood, Amerika Serikat.
Advertisement
Melansir laman Miamiherald, Sabtu (23/7/2016), depresi dikategorikan dengan kesedihan, perasaan putus asa, penurunan energi, dan hilangnya minat pada hobi dan aktivitas selama lebih dari dua minggu. Meski kecemasan adalah gangguan yang terpisah, pasien dengan depresi juga seringkali mengalami kecemasan.
Semakin awal gejala depresi terdeteksi dan diatasi, akan semakin baik bagi perkembangan mental anak.
Berikut gejala depresi yang bisa Anda cermati pada anak:
- Berkurangnya minat berteman atau menjalin hubungan
- Kurang menikmati hobi dan aktivitas
- Penyalahgunaan zat
- Mengatakan ingin bunuh diri atau melakukan tindakan menyakiti diri sendiri
- Penurunan nilai pelajaran
- Kesulitan fokus
- Memiliki masalah tidur dan makan, serta kehilangan selera makan
- Memperlihatkan gejala psikosomatis: nyeri atau sakit kepala yang tidak bisa dijelaskan
- Monitor media sosial untuk melihat kemungkinan adanya cyber-bullying