Liputan6.com, Jakarta - Seperti layaknya hidup, perkawinan pun tidak pernah luput dari masalah. Terkadang, masalah berujung ke ranah perceraian. Hal ini memang bukanlah yang diimpikan kedua pasangan. Namun, ada sejumlah kondisi yang membuat pernikahan tersebut tak terselamatkan lagi.
Baca Juga
Jikalau pasangan tersebut sudah dianugerahi Tuhan dengan keberadaan si buah hati, maka tugas kedua orang tua bertambah lantaran harus membantunya melewati masa-masa berat sebagai dampak utama perceraian.
Ini sangat penting mengingat fakta bahwa apapun yang terjadi pada orang tua akan membawa dampak pada anak mereka. Apabila penanganan pada anak kurang baik, maka tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut bisa membawa dampak buruk terhadap keturunan mereka.
Untuk memastikan anak-anak korban perceraian tidak menjadi korban stigma broken home atau setidaknya meminimalisir kemungkinan tersebut, resapi 10 strategi pendekatan sekaligus penanganan di bawah ini, seperti dilansir dari laman situs hand in hand parenting, Selasa (9/8/2016) :
1. Pastikan pada anak bahwa perceraian bukan tentang mereka atau akibat ulah mereka
2. Pastikan pada anak bahwa mereka dicintai dan akan selalu begitu
3. Biarkan anak Anda bersuara, perbolehkan mereka untuk mengutarakan opini mereka
4. Jangan pernah bertengkar dengan pasangan di depan mereka
5. Terus jelaskan kepada mereka bahwa inilah yang terbaik namun bukan berarti harus dicontoh ke depannya
6. Anda dan pasangan harus membagikan waktu seadil-adilnya untuk mereka, tidak boleh memisahkan
7. Jangan terburu-buru memilih pasangan lain, ini akan mengundang kekecewaan pada anak anda
8. Jika perlu, bawa anak untuk menemui seorang psikolog agar membantunya supaya lebih terbuka
9. Meski anda punya alasan tersendiri untuk benci pasangan anda, jangan tunjukan itu pada anak
10.Hindari upaya berbohong atau tidak transparan pada mereka, cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya