Liputan6.com, Jakarta Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya, hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru. Masih ingat penggalan lirik lagu anak "Balonku" yang diciptakan AT Mahmud ini?
Sesuai lirik tersebut, ternyata anak-anak bisa mengasah kreativitas mereka dengan bermain balon. Kegiatan merangkai balon bersama tak hanya membuat hubungan anak dan orangtua semakin erat, melainkan juga membantu mengasah kreativitas anak.
Baca Juga
"Anak bisa mengenal warna, tekstur, bentuk, serta mengembangkan imajinasi dengan bermain merangkai balon," ujar psikolog Fathya Artha Utami, MPsi, dalam acara bincang santai Konsulteatime yang digagas TigaGenerasi dan Adalima di Ciniru, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/8/2016).
Advertisement
Fathya menambahkan, kegiatan merangkai balon pun bisa untuk melatih anak agar tidak hanya fokus pada hasil melainkan pada prosesnya. Ketika anak memompa balon lalu kempis lagi atau meletus, orangtua bisa memberi semangat anak agar tetap mencoba hingga berhasil. Hal ini tentu secara tak langsung melatih anak menyikapi kegagalan secara positif dan tak mudah menyerah.
Balon yang beraneka bentuk dan warna tentunya begitu menarik bagi anak-anak. Namun, usia berapa baiknya anak bisa diajak bermain merangkai balon?
Menurut Fathya, sebenarnya sejak usia satu tahun pun anak sudah bisa diajak merangkai balon. Tentunya tugas anak ketika merangkai balon itu harus disesuaikan dengan usianya. Anak usia satu atau dua tahun bisa bermain dengan balon yang sudah dirangkai oleh orangtua. Sementara anak boleh mulai dibiarkan memompa atau merangkai balon sendiri pada usia tujuh tahun.
"Kemampuan motorik halus anak sudah matang ketika usia tujuh tahun. Jadi anak sudah bisa mengira-ngira seberapa kuat memelintir dan menekan balon supaya enggak pecah," ujar Fathiya.