Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Amankah Wanita Hamil Menelan Air Mani?

Amankah jika wanita menelan air mani atau sperma ketika dalam kondisi hamil?

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 31 Okt 2016, 11:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 11:30 WIB
20151023-Ilustrasi-Berhubungan-Seks-Pada-Wanita-Hamil
Ilustrasi Berhubungan Seks Pada Wanita Hamil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kandungan air mani sebagian besar berupa air. Selain itu air mani juga mengandung protein, asam amino, fruktosa dan glukosa, mineral, vitamin C, serta nutrisi lainnya.

Beberapa sumber menulis bahwa menelan air mani atau sperma memiliki manfaat kesehatan. Namun sayangnya sebagian info tersebut hanya berupa mitos atau kekeliruan dalam memahami hasil studi.

Salah satu mitos menyebutkan, air mani ampuh memutihkan gigi. Hal itu mungkin dikaitkan dengan kandungan zinc pada air mani. Kenyataannya, air mani tidak membuat gigi jadi lebih putih, kecuali dikonsumsi dalam jumlah yang luar biasa banyak. Begitu pula dengan mitos menelan air mani atau sperma lainnya.

Mengutip laman UCSB.edu, sebuah klaim yang mendapat dukungan bukti ilmiah menyebutkan paparan air mani pria selama kehamilan wanita kemungkinan besar berdampak positif karena membantu sistem imun sang ibu untuk menoleransi proses kehamilan.

Lalu, amankah jika wanita menelan air mani atau sperma ketika dalam kondisi hamil? Ahli kandungan, Gina Brown, menjawab pertanyaan tersebut melalui laman Babycenter, Senin (31/10/2016).

Menurut Gina, air mani tak berbahaya bagi janin dalam kandungan. Hal ini tentu saja dengan catatan wanita tersebut dalam hubungan monogami dan memastikan pasangannya bebas dari penyakit menular seksual, termasuk HIV.

Jika pasangan memiliki penyakit menular seksual, perilaku seks oral menjadi tidak aman. Meski jarang, wanita bisa terkena bakteri atau virus dari pasangan ketika melakukan seks oral.

Paparan penyakit menular seksual dalam masa kehamilan memiliki konsekuensi serius bagi ibu maupun bayi. Pada kasus penyakit menular seksual, bayi yang terinfeksi melalui plasenta, ketika proses melahirkan, atau saat air ketuban pecah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya