Minuman Kafein Tinggi Sama Bahayanya dengan Kokain?

Studi menunjukkan, minum minuman yang tinggi kafein dicampur dengan alkohol dapat memicu perubahan otak remaja yang mirip dengan efek kokain

oleh Aluna Swara diperbarui 10 Nov 2016, 15:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2016, 15:30 WIB
20161104-Manfaat lain dari kopi
Banyak orang menikmati kopi dengan beragam cara dan gaya, mulai dari yang membeli yang sudah siap saji di sebuah kedai kopi, hingga yang memiliki alat penggiling biji kopi di rumah agar bisa meraciknya sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Kopi adalah minuman pagi hari yang bisa menyegarkan anda dari rasa kantuk. Kopi memang mengandung kafein yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, terlalu berlebihan mengonsumsi kafein dapat membahayakan Anda, terlebih jika bercampur dengan alkohol.

Sebuah studi menunjukkan, minum minuman yang tinggi kafein dan dicampur dengan alkohol dapat memicu perubahan otak remaja yang mirip dengan efek menikmati kokain.

Adapun minuman berenergi dapat berisikan sebanyak 10 kali kafein seperti soda dan lebih sering dikonsumsi oleh para remaja. Dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Alcohol menunjukkan bahwa, tikus percobaan muda yang diberikan minuman energi tinggi kafein tidak sama dengan kelompok yang minum minuman beralkohol.

Tapi, ketika kafein tinggi dicampur alkohol, mereka menunjukkan tanda-tanda fisik dan neurokimia yang mirip dengan tikus percobaan yang diberi kokain.

Menurut Asisten Profesor Purdue University, Richard van Rijn, sepertinya kedua zat itu bersama-sama mendorong mereka hingga batas yang menyebabkan perubahan dalam perilaku mereka dan perubahan neurokimia di otak mereka.

"Kami jelas melihat efek dari minuman tersebut yang digabungkan yakni kafein dan alkohol," katanya seperti dilansir Times Of India, Kamis (10/11/2016).

Dengan paparan yang berulang terhadap alkohol berkafein, tikus-tikus percobaan itu menjadi semakin aktif seperti efek menggunakan kokain.

Selain itu, peneliti juga mendeteksi peningkatan kadar protein FosB, yang merupakan penanda perubahan jangka panjang dalam neurokimia yang meningkat pada mereka pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan morfin.


(Aluna Swara)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya