Liputan6.com, Jakarta Pengobatan kanker rektum di 1996 membuat Yuliana Tri Hartati harus menggunakan kantong stoma atau kolostomi untuk membantu pembuangan feses. Hingga kini, dia sudah menggunakan kantong stoma sekitar 21 tahun.
Awal menggunakan kantong stoma bukanlah hal mudah. Yuliana mengaku harus beradaptasi dengan kehadiran feses di kantong stoma itu. Lalu, dia juga sempat merasakan susahnya mencari kantong stoma di 1998. Alhasil, wanita asal Depok ini pun mencari penggantinya berupa kantong gula yang dia beli di Pasar Pramuka.
Advertisement
Saat memakai kantong gula sebagai pengganti kantong stoma, banyak kejadian yang membuatnya tidak nyaman. Mulai dari kantong gula yang hampir pecah hingga iritasi kulit.
"Pernah saat itu, saya dari rumah ke Rumah Sakit Dharmais naik bus, di tengah jalan saya diare. Ya penuhlah kantong itu, langsung saja saya turun dari bus daripada kantong itu bocor. Saya cari sekolah untuk mengganti kantong itu," cerita Yuliana di acara konferensi pers Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal di Jakarta pada Rabu (15/3/2017).
Menggunakan kantong gula juga membuatnya kulit perutnya iritasi. "Sampai hitam-hitam itu perut saya, kan gatal, jadi saya tidak sadar menggaruknya sampai hitam begitu," ceritanya.
Sekitar dua tahun, wanita kelahiran 28 Desember 1954 ini menggunakan kantong gula sebagai pengganti stoma. Hingga akhirnya dia mendapat informasi bisa mendapatkan kantong stoma di Yayasan Kanker Indonesia (YKI).
"Sampai sekarang saya meminta kantong ke YKI. Memang tanpa biaya, tapi bisa memberikan dana secukupnya. Kalau lagi ada Rp 10.000 ya enggak apa-apa," ceritanya.
Sejak memakai kantong stoma, dia tidak perlu bolak-balik mengganti kantong tersebut. Bisa dalam hitungan hari hingga minggu baru mengganti. Tidak seperti kantong gula yang perlu dia ganti puluhan kali dalam sehari.
Menggunakan kantong stoma, aktivitas Yuliana juga tidak terganggu. Dia bisa beraktivitas normal seperti orang-orang lainnya. Bahkan, kini dia bisa olahraga seperti berenang bersama cucu atau aerobik.
"Pakai kantong stoma bukanlah penghalang saya untuk beraktivitas," tuturnya bahagia.