Generasi Alfa, Paling Terdidik Tapi Daya Juang Rendah

Lahir di kala teknologi canggih serta diiringi aneka fasilitas membuat generasi alfa paling terdidik tapi daya juang rendah.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 09 Jun 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 15:00 WIB
Main Gawai Bikin Anak Lambat Bicara
Mengenalkan anak pada gawai atau "gadget" terlalu dini ternyata menyebabkan anak menjadi terlambat dalam berbicara

Liputan6.com, Jakarta Generasi alfa adalah anak-anak yang lahir di atas 2007. Diantara generasi lain, kaum alfa bisa dibilang merupakan yang paling terdidik. Namun sayang, aneka fasilitas lengkap dan teknologi membuat mereka menjadi generasi yang memiliki daya juang paling rendah.

"Generasi ini adalah generasi terdidik karena orangtua hanya memiliki satu atau dua anak saja. Sehingga mereka lebih fokus dalam mendidik anak, memberikan yang terbaik, sehingga mereka akan menjadi generasi terdidik," kata psikolog anak Novita Tandry.

Anak-anak generasi alfa juga sejak kecil terpapar gawai. Sehingga tak heran, mereka akrab sekali dengan tablet atau ponsel. Di satu sisi, kehadiran gawai dengan teknologi internet membuat mereka terlihat canggih dalam mengotak-atiknya. Sisi yang lain membuat mereka jauh dengan orang-orang di dunia nyata sehingga komunikasi langsung terbatas.

"Saat makan lihat HP (Handphone), sama nenek pegang HP," kata Novita lagi di sela-sela peluncuran Promina Puffs di Jakarta, ditulis Jumat (9/6/2017).

Kecanggihan gawai beserta internet membuat anak-anak ini dengan mudah mencari sesuatu di mesin pencari. Hal ini tentu berbeda dengan generasi Y atau X saat kecil.

"Dulu kalau ada PR atau enggak tahu apa tanya dulu ke orang tua atau ke nenek atau kakek. Kalau generasi alfa enggak. Mereka bisa cari apapun di mesin pencari. They don't need u anymore," kata wanita yang juga penulis buku tumbuh kembang anak ini.

Kecanggihan teknologi inilah yang membuat kaum alfa mudah mendapatkan informasi secara instan. Jika dibiarkan begitu saja, nantinya generasi alfa tumbuh dengan daya juang yang lemah.

Novita menyarankan orangtua perlu dalam membatasi fasilitas dan kemudahan bagi anak sehingga punya daya juang dalam hidup ini.

"Ini adalah PR luar biasa bagi orangtua. Berikan waktu, waktu, waktu untuk dihabiskan bersama anak. Lalu, anak juga harus diuji hidupnya, jangan terllau diberi banyak kemudahan, jangan terlalu banyak diberikan fasilitas. Kalau enggak, kamu 'membunuh' generasimu," tegas Novita.

Kini, setiap minggunya ada 2,5 juta anak generasi alfa lahir ke dunia. Ketika semuanya lahir, diprediksi ada 2 miliar generasi alfa di 2025.

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya