Liputan6.com, Jakarta Rencana kedatangan grup band wanita asal Korea Selatan, Girls' Generation atau yang juga dikenal dengan SNSD, dalam perayaan Countdown Asian Games 2018 di Monas pada 18 Agustus 2017 mendatang disambut sorak-sorai para penggemar.
Namun, setelah undangan dari Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, itu sampai ke publik, mencuat perdebatan. Perdebatan dimulai ketika akun Twitter bernama @EllyRisman menulis SNSD adalah simbol seks dan pelacuran. Tak tinggal diam, para penggemar SNSD di Tanah Air berang dan balas menyerang akun Twitter dari psikolog anak ternama itu.
Advertisement
Mengingat penggemar SNSD mayoritas mulai dari usia anak dan dewasa, pantaskah grup band wanita asal Korea ini menjadi idola anak?
Psikolog anak dan praktisi Theraplay PION Clinican, Astrid Wen mengatakan, anak-anak, khususnya di masa tumbuh dan kembang, biasanya memiliki role model (panutan) masing-masing yang tentunya berpengaruh pada kepribadian mereka.
"Remaja itu biasanya ya, mereka tuh akan mencari role model yang bisa menginspirasi, menyemangati, dan bisa mewakili mereka," kata Astrid saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (31/7/2017).
Panutan yang mewakili, ucap Astrid, ialah orang yang bisa membantu menunjukkan dan mengeluarkan jati diri mereka. Dan biasanya, anak akan memilih panutan yang dianggap cocok untuk diri mereka sendiri. Soal pantas atau tidak, Astrid berpendapat, semua panutan memiliki nilai baik dan buruk yang harus dipahami oleh anak dan orangtua.
"Contoh SNSD, ambil sisi positifnya. Mereka itu team work. Mereka bekerja keras dan selama ini tidak hanya terkenal saja, tapi berkarya juga. Tetapi harus hati-hati juga dengan definisi cantik mereka," kata Astrid.
Astrid menambahkan, sebagai orang dewasa yang mendampingi atau orangtua, anak harus diberi pengertian khusus.
"Jika dirinya (anak) tidak seputih dan langsing mereka (SNSD), bilang mereka tetap cantik kok. Just be who you are. Jadi sebenarnya setiap role model itu enggak ada yang sempurna. Ada nilai baik dan buruknya, tapi bisa lebih banyak kita arahkan ke sifat yang positifnya," Astrid menuntaskan.