Kecepatan Berjalan Dapat Prediksi Risiko Penyakit Jantung?

Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa kecepatan seseorang saat berjalan kaki dapat menunjukkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

oleh Umi Septia diperbarui 12 Sep 2017, 07:30 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 07:30 WIB
Ilustrasi jalan kaki
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kecepatan seseorang dalam berjalan kaki dapat mencerminkan risiko kematian seseorang akibat penyakit jantung.

Mengutip laman Huffington Post, Selasa (12/9/2017), penelitian yang dilakukan oleh the United Kingdom menemukan bahwa orang-orang berusia paruh baya yang terbiasa berjalan dengan lambat, berisiko dua kali lipat meninggal akibat penyakit jantung dibanding mereka yang jalan dengan lebih cepat.

Penemuan ini didapatkan setelah meneliti keterkaitan sejumlah faktor, di antaranya rutinitas olahraga, diet, kebiasaan merokok, atau meminum alkohol.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa laporan sederhana mengenai kecepatan berjalan dapat membantu dokter mencari tahu risiko seseorang mengalami kematian akibat penyakit jantung.

Selama penelitian berlangsung, sekitar 8.600 partisipan meninggal dan 1.650 orang diantaranya meninggal akibat penyakit jantung.

Orang yang mengatakan bahwa mereka adalah pejalan kaki yang lambat berisiko antara 1,8 dan 2,4 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung selama masa studi enam tahun, dibandingkan dengan mereka yang mengatakan bahwa mereka adalah pejalan kaki yang cepat.

Saksikan video menarik berikut:

Kecepatan berjalan juga menunjukkan tingkat kebugaran tubuh

Studi ini juga menemukan bahwa kecepatan berjalan yang dilaporkan sendiri sangat terkait dengan tingkat kebugaran fisik mereka pada tes latihan. Dengan kata lain, tingkat kebugaran yang rendah di kalangan pejalan kaki lambat dapat menjelaskan risiko kematian mereka yang lebih tinggi akibat penyakit jantung.

"Kecepatan berjalan yang dilaporkan sendiri dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu yang memiliki tingkat kebugaran fisik rendah dan, akibatnya, risiko kematian yang lebih tinggi akibat penyakit jantung," ucap penulis penelitian Tom Yates, dari University of Leicester di Inggris Raya.

Orang-orang ini mungkin mendapatkan manfaat dari jalan kaki untuk meningkatkan kebugaran fisik. Namun, diperlukan lebih banyak riset untuk meneliti sejauh mana langkah berjalan orang dapat digunakan untuk memperbaiki risiko kematian akibat penyakit jantung.

Selain mengaitkan dengan penyakit jantung dan kebugaran, studi ini juga melihat apakah kecepatan berjalan dikaitkan dengan risiko kematian akibat kanker, namun tidak menemukan kaitan yang konsisten.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya