6 Langkah Bentengi Anak dari Bullying

Bagaimana cara membentengi anak dari perilaku bullying? Psikolog Rayi Tanjungsari berbagi tipsnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 16:30 WIB
[Bintang] Ilustrasi Bullying
Bukan cuma orang dewasa, anak-anak juga bisa jadi pelaku bully. (Sumber Foto:goodtoknow)

Liputan6.com, Jakarta Bullying. Kata tersebut rasanya sering kita dengar dan banyak terjadi di kalangan anak SD hingga bangku perkuliahan.

Sebenarnya, apakah bullying itu? Bullying atau perundungan merupakan pola perilaku yang bertujuan untuk menyakiti dan mempermalukan individu lain, terutama individu yang dipandang lebih lemah daripada pelaku bullying tersebut.

Anak kita mungkin pernah berada dalam situasi ini di lingkungan sekolahnya. Lalu, bagaimana cara membentengi anak dari perilaku bullying?

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua: 

• Bangunlah hubungan yang positif dengan anak sejak dini, sehingga anak merasa orangtua merupakan tempat aman baginya dan anak dapat terbuka dalam bercerita mengenai pengalamannya. 

• Buatlah batasan-batasan mengenai perilaku mana yang tidak wajar dan dapat menyakiti orang lain atau perilaku yang membahayakan orang lain. Hal ini agar anak dapat memahami perlakuan yang dia dapat dari orang lain dan juga memahami agar tidak melakukannya kepada orang lain.

• Tanamkan pada anak bahwa setiap individu adalah unik dan spesial, serta membiasakan anak untuk melihat sisi positif dari suatu individu. Hal ini agar anak dapat menerima diri apa adanya dan memahami perbedaan dengan orang lain.

• Sejak dini, latihlah anak untuk memiliki postur tubuh yang menunjukkan kepercayaan dirinya. Misalnya, biasakan anak untuk berjalan menatap ke depan, menatap mata lawan bicara, dan berjalan tegak. Hal ini untuk menunjukkan sikap percaya diri agar anak terhindar dari potensi menjadi korban bullying.

• Ketika terjadi bullying, bicarakan kepada pihak sekolah dan orangtua pelaku bullying untuk mencari penyelesaian masalah.

• Latihlah anak untuk berani mengatakan "tidak" atau "stop" dan meninggalkan situasi tidak menyenangkan serta mencari bantuan orang yang lebih dewasa. Berlatihlah dengan roleplay di rumah dengan berbagai skenario situasi bila diperlukan.

Mari kita membangun situasi yang aman untuk anak dan membantu anak untuk menjadi individu yang positif serta menghindari tindakan bullying dan terlindungi dari perilaku serupa.


Psikolog,

Rayi Tanjungsari, M.Psi  

 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya