Liputan6.com, Jakarta Ada 21 anak dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti program Sehari Menjadi Menteri. Sebelum menjadi menteri, anak-anak usia 15 sampai 19 ini belajar tentang kepemimpinan.
Rendah hati, bijaksana, berwibawa, mengayomi adalah jawaban ketika Difa, Dini, Tessa, dan Putri ditanya satu kata yang menggambarkan karakter seorang pemimpin.
"Jadi pemimpin harus humble, karena pemimpin harus mampu memengaruhi anggotanya untuk bekerja sama. Kalau engga humble engga bisa melakukan itu. Walau tegas, seorang pemimpin harus tetap humble," ujar Difa.
Advertisement
Sementara Dini memilih bijaksana, sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin. Menurut dia, ujung-ujungnya seorang pemimpin harus membuat keputusan yang bijaksana.
Selama sekitar tiga jam, trainer kepempinan Greg memberi informasi penting tentang kepempimpinan. Seorang pemimpin, kata Greg, bisa saja berasal dari kalangan apa saja. Asalkan orang tersebut mampu mengarahkan dan memengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama mencapai tujuan.
"Bisa engga ibu rumah tangga menjadi pemimpin? Bisa enggak orang dari desa menjadi pemimpin? Bisa, asalkan bisa mengarahkan dan bersedia bekerjasama demi mencapai tujuan," kata Greg dalam Leader Camp Sehari Jadi Menteri di Jakarta pada Senin (9/10/2017)..
Sehari Jadi Menteri digagas oleh lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada pemenuhan hak anak dari Plan International. Tahun ini adalah kali kedua program ini dilakukan.
Sehari Jadi Menteri kali ini mengambil tema tentang perkawinan usia anak. Salah satu peserta akan dipilih menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan yang lainnya menempati posisi lain di kementerian tersebut selama satu hari pada Rabu, 11 Oktober 2017, tepat di Hari Anak Perempuan Internasional.
Â