Waspadai Efek Samping Obat Depresi, Seperti Apa?

Cari tahu bahaya dibalik konsumsi obat anti depresi jika Anda sering mengonsumsinya.

oleh Umi Septia diperbarui 09 Nov 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2017, 12:00 WIB
[Bintang] Konsumsi Obat PCC, Pelajar di Kendari Tewas
Ilustrasi obat depresi (Ilustrasi: doeingalls.com)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi terbaru menemukan bahwa mengonsumsi obat anti depresi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Apa saja?

Mengutip laman Boldsky, Kamis (9/11/2017) sebuah penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi opioid dan obat anti depresan lainnya dapat meningkatkan risiko pengembangan patah tulang. Hal ini terutama lebih berisiko pada orang yang menderita rheumatoid arthritis.

Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan rasa sakit, kekakuan, pembengkakan, dan keterbatasan gerak dan fungsi beberapa persendian dan organ tubuh.

Peradangan kronis dan nyeri pada pasien arthritis selanjutnya dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskular, gangguan mental dan gastrointestinal.

"Obat anti depresan dapat mempengaruhi risiko patah tulang osteoporosis atau penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya kepadatan tulang," kata para peneliti.

Lebih lanjut peneliti menjelaskan pada usia muda, rheumatoid arthritis dikaitkan dengan dua kali lipat peningkatan risiko osteoporosis dan patah tulang. Risiko ini meningkat apabila orang tersebut mengalami peradangan kronis serta mengonsumsi obat golongan glukokortikoid. Selain itu, fraktur osteoporosis secara signifikan juga dapat menyebabkan kecacatan.

Saksikan video menarik berikut :

 

Hasil penelitian

Untuk penelitian tersebut, peneliti telah menganalisa 11.049 pasien rheumatoid arthritis berusia 40 ke atas yang tidak memiliki tanda-tanda patah tulang osteoporosis sebelum tes.

Setelah kurun waktu 5,7 tahun, penelitian menemukan 863 pasien yang terkena fraktur osteoporosis.

Pasien yang mengalami patah tulang secara signifikan lebih tua dan memiliki risiko penyakit yang lebih tinggi dan risiko patah tulang pada awal dibandingkan pasien yang tidak mengalami patah tulang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko fraktur osteoporosis meningkat dalam 30 hari ketika pasien diberi opioid. Obat-obatan terkait juga menyebabkan pasien mengalami kasus-kasus tertentu.

Hasil penelitian tersebut baru-baru ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan ACR / ARHP 2017 di San Diego.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya