Ketagihan Manisnya Kopi Instan Berujung Diabetes

Virginia dulu mengonsumsi sembilan kopi saset dalam sehari. Ditambah dengan asupan manis lainnya membuat wanita ini terkena diabetes.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Nov 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2017, 06:00 WIB
kopi instan
(foto: purewow.com)

Liputan6.com, Jakarta Saat usianya masih 20-an, Virginia Sinaga (38) tergila-gila dengan kopi instan. Dalam sehari dia bisa minum sampai sembilan saset setiap hari.

Tak cuma kopi instan, wanita yang berdomisili di Jakarta ini juga gemar makan. Kebiasaan makan dan minum yang tak sehat membuatnya terkena diabetes di usia 25.

Kesukaan Virgee, begitu dia disapa, terhadap kopi saset ketika kuliah sambil bekerja. Saat itu usianya kira-kira 22 tahun. Dia tak minum di gelas kecil melainkan gelas ukuran besar seperti yang biasa lihat di serial televisi Friends.

"Satu saset enggak cukup kan, makanya sekali minum dengan tiga kopi saset. Lalu ditambah es, enak banget," tuturnya.

Kebiasaanya minum kopi instan hingga sampai sembilan saset sehari terjadi selama tiga tahun. Tak cuma kopi saset, dia juga suka minum teh dalam kemasan.

"Dalam jangka waktu tiga tahun itu minumnya enggak pakai mikir. Yang penting enak masuk ke tenggorokan," cerita Virgee.

Bahaya Kopi Instan Bagi Kesehatan

Selain gemar mengonsumsi minuman manis, Virgee juga senang makanan manis. Paling tidak seminggu sekali dia menyantap jajanan pasar yang gulanya tidak ditakar. Selain itu dia juga mengaku pada dasarnya gemar segala makanan."Sebenarnya aku itu pemakan segala, mau manis, pedas, asin suka," ungkapnya.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Bagai tersambar geledek di usia 25

Saat usianya menginjak 25 tahun, Virgee merasa tubuhnya memberi kode. Dia jadi mudah tertidur.  Diajak teman ngobrol, lalu diam sebentar, dia sudah tidur. Duduk di kursi sebentar, dia akan tertidur.

"Aku memang tukang tidur, tapi enggak semudah itu yang tahu-tahu sudah tidur," cerita bungsu dari empat bersaudara ini.

Hingga suatu hari, ada luka di kaki yang tak kunjung sembuh. Sudah berusaha diobati sendiri tapi kok makin lama benyek (lembek).

Baik puasa dan saat lebaran, penderita diabetes dianjurkan untuk melakukan cek gula darah

Salah satu teman menyarankan agar Virgee memeriksa gula darah. Tak lama dia pun mengecek gula darah di sebuah laboratorium. Hasilnya keluar, tertera angkanya 475 mg/dl. Kadar gula darah normal pada tubuh yakni sebelum makan antara 70-130 mg/dL. Dua jam setelah makan, kurang dari 180 mg/dL.

Kabar ini pun rasanya bagai disambar geledek. Virgee benar-benar kaget di usianya yang masih 25 tahun terkena penyakit diabetes.

"Aku enggak menyangka dapat penyakit ini di usia muda, apalagi penyakit dalam. Karena track record aku, masuk rumah sakit pun enggak pernah selama hidup, kok ini sekalinya dapat sakit seperti ini," ceritanya.

 

Dokter kaget dengan kebiasaan Virgee

Ketika memeriksakan diri, dokter awalnya menduga diabetes pada Virgee karena konsumsi minuman bersoda. Dia pun mengelak, karena sejak kecil kalau minum kola langsung radang tenggorokan. Kemudian dokter terus menelusuri penyebab tingginya gula darah pada Virgee.

Disimpulkan faktor risiko itu terjadi karena pola makan yang tidak sehat. "Kalau ngomongin olahraga, aku olahraga. Jadi ya pola makan (penyebabnya), dokter juga kaget tentang kebiasaan minum sembilan kopi instan sehari. Ditambah lagi makan jajanan pasar. Dokter mengatakan 'Pola makan kamu enggak benar'," katanya.

Dokter yang merawatnya pun memberikan obat yang jumlahnya tidak sedikit. Serta anjuran mengenai kebiasaan hidup sehat. 

Mulai dari menghindari makan duren atau nangka yang lebih baik memilih buah bukan musiman seperti pepaya dan apel. Lalu, mengonsumsi sayuran, memilih daging putih daripada daging merah.

Sempat terpuruk

Pernah ada rasa tak terima ketika biasa bebas makan jadi terbatas. Lalu, dia pun harus mengonsumsi banyak obat agar gula darahnya terkontrol. Hal-hal itu sempat membuatnya lelah.

Diabetes juga membuat luka di tubuhnya sembuh lebih lama. Bila bekas gigitan nyamuk pada orang biasa bakal hilang dalam beberapa hari, dia butuh seminggu.

Pernah juga kakinya terluka, sampai-sampai membuatnya tak bisa bekerja sebulan."Hampir sebulan enggak bisa jalan. Kalau pun jalan sakit banget. Gara-gara ada luka di kaki, aku obatin sendiri enggak sembuh-sembuh," katanya.

Ilustrasi Luka diabetes. Foto: Hello Sehat

Namun pengalaman itu membuatnya sadar untuk mulai menerima kondisinya. "Sejak saat itu aku mulai sadar, semua orang sakit enggak sakit ujungnya akan kembali ke Tuhan," tuturnya.

Di lain kesempatan, dia juga sempat kembali terpuruk. Virgee pun berserah, jika memang Tuhan mau ambil dirinya dia pun berserah.

Ketika dirinya menerima kondisi, luka di tubuhnya jadi cepat kering. Dari sini dia belajar, bahwa pikiran positif bermanfaat bagi fisik.

"Kalau pikiran kita kacau itu benar-benar pengaruhnya ke kesehatan kita. Sejauh ini aku udah mulai belajar pasrah. Balik lagi, hidup mati kita di tangan Tuhan," tuturnya.

 

 

Pesan Virgee untuk anak muda

Virgee tak ingin anak-anak muda lain juga mengalami hal yang sama seperti dirinya. Dalam banyak kesempatan dia mengingatkan teman-temannya untuk menjaga gaya hidup. Salah satunya menjaga asupan makanan.

Pilihan Makanan untuk  Kesehatan Jantung Anda

"Sejauh ini teman-teman di lingkaran aku ingetin. Maksudku hidup cuma sekali, jangan semena-mena dengan hidup kita," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya